Jakarta (ANTARA News) - Harga suku cadang mobil di akhir semester pertama tahun ini terus naik, sementara pedagang mengeluh karena penjualan tiga bulan terakhir sepi.

Sejumlah suku cadang mobil di Atrium Senen Plaza Jakarta ketika ditemui Selasa mengatakan, naiknya harga suku cadang lebih karena dampak krisis keuangan global, di sisi lain menurunnya daya beli masyarakat menyebabkan penjualan turun tajam.

"Penjualan saat ini lesu dan mengalami penurunan hampir 40 persen jika dibandingkan semester pertama tahun lalu," kata Ahin, pemilik toko Buana Motor khusus menjual suku cadang Mitsubishi di pusat perdagangan suku cadang mobil Atrium Senen Plaza.

Dalam enam bulan terakhir kenaikan harga suku cadang Mitsubishi impor rata-rata 30 persen. Harga suku cadang lokal naik sekitar 10 persen, sedangkan body part naik 15 persen.

Seperti kampas rem Mitsubishi jenis L 300 dari kisaran Rp68.000 per unit naik menjadi Rp90.000, kemudian saringan oli buatan lokal dari Rp19.500 per unit menjadi Rp21.000.

Kendati belakangan nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS, namun tidak diikuti turunnya harga di tingkat distributor karena transaksi suku cadang menggunakan mata uang Jepang, yen.

"Transaksi suku cadang yang dilakukan importir dalam mata uang yen, jadi tidak ada pengaruh walau kurs rupiah menguat terhadap dolar AS," ujarnya.

Hal yang sama juga diungkapkan Kirom, penjual toko suku cadang asli toyota PD Keramat Motor yang mengatakan, akibat sepinya transaksi omset pedagang di pusat penjualan suku cadang mobil turun.

"Kalau sepi begini omset pendapatan tidak menentu, kadang hanya Rp3 juta per hari dan jika ramai paling-paling cuma Rp6 juta. Padahal tahun lalu omset per hari bisa Rp10 juta," ujarnya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009