Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian memprediksi Provinsi Jawa Tengah akan menjadi penyumbang padi terbanyak pada panen raya 2020, seperti Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, yang sesuai perhitungan akan panen raya hingga Mei 2020 seluas 9.341 hektare (ha).

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Cipto Wahyono mengatakan panen raya sudah berlangsung dari bulan Februari dan akan terus berlangsung hingga Mei 2020. Puncak panen pada Mei akan menambah jumlah stok pangan di tengah pandemi COVID-19.

"Panen raya padi ini dilaksanakan di 20 kecamatan seluas 9.341 hektare, provitasnya 5,63 ton per hektare sehingga diperoleh produksi 52.627 ton Gabah Kering Panen," kata Cipto melalui keterangan di Jakarta, Sabtu.

Cipto menjelaskan panen raya yang berlangsung salah satunya di Desa Pucangrejo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal, merupakan panen hasil bantuan benih varietas Mekongga dari Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPPMBTPH).

Bantuan ini turut mendongkrak peningkatan produksi dan kesejahteraan petani Kabupaten Kendal.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Warjito, mengatakan secara nasional, Kementan memperkirakan panen raya padi akan berlangsung April dengan luas panen sekitar 1,73 juta ha. Oleh karena itu, pemerintah sudah mengantisipasi harga gabah di tingkat petani jika jatuh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP).

Baca juga: Kementan: ekspor sarang burung walet capai Rp1,5 triliun hingga Maret

"Harga gabah saat panen raya selalu turun. Oleh karena itu, pemerintah melakukan intervensi dan upaya untuk stabilisasi harga saat panen padi ini. Pada bulan Maret lalu harga gabah sudah mencapai Rp4.200 per kilogram," kata Warjito.

Kementerian Perdagangan sudah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 24 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah untuk Gabah atau Beras.

Berdasarkan aturan tersebut, HPP untuk gabah kering panen di tingkat petani naik menjadi R4.200 perkilogram dan di penggilingan menjadi Rp4.250 perkilogram.

Sementara, HPP gabah kering giling (GKG) juga naik menjadi Rp5.250/kg di tingkat penggilingan dan Rp5.300/kg di gudang Perum Bulog. Harga beras di gudang Bulog juga naik menjadi Rp 8.300/kg.

Ada pun untuk memasuki masa tanam berikutnya pada April/Mei ini dan mendukung produktivitas tanaman , PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai BUMN yang ditugaskan untuk menyalurkan pupuk subsidi Nasional, telah menyiapkan stok pupuk, baik di tingkat Distributor dan Kios.

Baca juga: Buah naga segar petani milenial tembus Malaysia

Berdasarkan data stok Pupuk Indonesia per 22 April 2020, jumlah pupuk bersubsidi yang tersedia di lini III dan IV sebanyak 1.039.558 ton yang terdiri dari pupuk Urea sebanyak 594.239 ton; NPK sebanyak 213.174 ton; SP-36 sebanyak 76.576 ton; ZA sebanyak 108.396 ton dan organik sebanyak 47.173 ton.

Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana, mengatakan jumlah stok yang disiapkan di lini III dan IV itu cukup untuk memenuhi kebutuhan pupuk hingga bulan Juni.

"Kami menjaga jumlah stok untuk dapat memenuhi kebutuhan petani sesuai dengan alokasi yang diatur Kementerian Pertanian. Stok yang tersedia mencapai empat kali lipat dari ketentuan," kata Wijaya.

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020