Jakarta (ANTARA News) - Pengamat olahraga Fritz Simanjuntak menilai, tak satupun calon presiden dan calon wakil presiden pada pemilu presiden 8 Juli 2009 mendatang yang peduli terhadap kemajuan olahraga nasional.

"Saya melihat, tidak satupun pasangan calon presiden yang memiliki visi olahraga, seperti Bung Karno," kata Fritz Simanjuntak kepada ANTARA News di Jakarta, Jumat.

Ia mengakui, pada jaman Soekarno, Indonesia bisa bangkit dengan meraih prestasi tertinggi tingkat Asia sepanjang sejarah dengan menempati peringkat kedua pada Asian Games yang berlangsung di Jakarta pada 1962 .

Ketika itu tuan rumah Indonesia berhasil mengumpulkan 21 emas, 26 perak dan 30 perunggu, berada di bawah Jepang yang tampil sebagai juara umum dengan 73 emas, 65 perak dan 23 perunggu.

"Saat itu, Presiden Soekarno membangun stadion olahraga yang cukup megah dengan fasilitas yang sangat lengkap, sehingga Indonesia bisa bangkit dan meraih prestasi yang cukup gemilang," katanya.

"Namun, saat ini prestasi olahraga kita jauh menurun sehingga sangat diperlukan pemimpin yang memiliki visi olahraga seperti Bung Karno," ujar Fritz yang pernah menjadi anggota Tim Monitoring dari Kantor Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu.

"Tak satupun visi dan misi ketiga calon presiden tersebut yang secara signifikan menyentuh masalah keolahragaan, katanya.

"Saat ini, kita tidak perlu bicara pembinaan. Terpenting dan sangat dibutuhkan masyarakat olahraga yakni fasilitas olahraga yang lengkap dan modern," katanya.

Ia lebih jauh menambahkan, Indonesia perlu membangun sebuah stadion megah dengan fasilitas olahraga yang modern serta laboratorium olahraga.

"Walaupun 100 atlit dibina tetapi kita tidak memiliki infrastruktur olahraga yang modern dan lengkap, prestasi olahraga kita tetap tidak bisa maju. Saat ini, olahraga sudah masuk sebagai iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) sehingga yang sangat dibutuhkan yakni laboratorium olahraga," ujarnya.

"Bagaimana caranya mengukur prestasi dan tingkat perkembangan seorang atlet jika kita tidak memiliki laboratorium. Maka, yang terpenting, pemimpin Indonesia ke depan harus memikirkan bagaimana membangun stadion baru yang lebih lengkap dari Stadion Bung Karno," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009