Brisbane (ANTARA News) - Pemerintah Australia berupaya menenangkan rakyatnya menyusul kasus kematian pertama penderita flu A H1N1 di negara itu dengan menyebutkan bahwa kondisi penyakit flu babi yang menjangkiti mayoritas penderita di Australia "tidak mematikan".

Para penderita flu babi di Australia umumnya juga segera sembuh total, demikian penjelasan Departemen Kesehatan Pemerintah Federal Australia yang diperoleh ANTARA di Brisbane, Sabtu, menanggapi kematian seorang pria Aborigin yang positif terjangkit flu babi Jumat sore (19/6) di Rumah Sakit Royal Adelaide.

Otoritas kesehatan negara bagian Australia Selatan melaporkan bahwa pria Aborigin berusia 26 tahun asal komunitas Kirrkurra di wilayah gurun terpencil di Australia Barat itu tidak hanya terinfeksi positif flu babi tetapi juga menderita "kondisi medis yang serius".

Departemen Kesehatan mencatat total jumlah penderita positif flu babi di negara itu mencapai sedikitnya 2.330 orang.

Australia mengaktifkan pemakaian perangkat "thermal scanner" untuk mendeteksi suhu badan para penumpang pesawat yang tiba di delapan bandar udara internasional negara itu.

Selain mengaktifkan "thermal scanner" di Bandara Sydney, Melbourne, Adelaide, Perth, Brisbane, Cairns, Gold Coast, dan Darwin yang menjadi pintu masuk bagi sekitar 30 ribu orang setiap harinya itu, para awak pesawat yang terbang ke Australia juga diminta melaporkan kondisi kesehatan para penumpangnya ke petugas AQIS.

Para petugas Pelayanan Inspeksi Karantina Australia (AQIS) ini mendukung langkah-langkah survelensi, penahanan, dan disinfeksi para penumpang pesawat yang datang dari luar negeri karena mereka termasuk di antara kelompok yang dianggap penyumbang besar penderita flu babi di Australia.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009