Washington (ANTARA News) - Sebuah kapal perusak Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) sedang melacak satu kapal Korea Utara yang diduga membawa barang-barang yang dilarang, sebagai bagian dari upaya internasional untuk pelaksanaan sanksi PBB terhadap Pyongyang.

Hal ini dikatakan oleh seorang pejabat pertahanan AS seperti dilaporkan AFP.

Kapal USS John S. McCain membayangi kapal Korea Utara, Kang Nam, yang merupakan kapal pertama yang dipantai berdasarkan resolusi PBB yang dikeluarkan pekan lalu.

Resolusi tersebut melarang pengapalan senjata-senjata ke dan dari Korea Utara, kata pejabat itu.

"Kami sedang mengamati kapal itu," kata pejabat tadi, yang minta tidak disebut namanya, kepada AFP.

Pejabat pertahanan lainnya mengatakan, kapal Korea Utara itu adalah salah satu dari kelompok kapal yang sebelumnya dikaitkan dengan kargo gelap rudal.

Tidak jelas apa barang yang dibawa oleh kapal itu, namun dia mengatakan: "ada suatu kecurigaan, selalu suatu kecurigaan."

Para pejabat AS belum memberikan indikasi apa atau kapan mereka meminta akan melakukan penyelidikan kapal tersebut, berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB, yang melarang pengapalan-pengapalan senjata dan nuklir, atau teknologi rudal.

Korea Utara diperkirakan akan menolak permintaan demikian. Namun pada beberapa hal, kapal tampaknya akan perlu berhenti untuk pengisian bahan bakar di sepanjang pantai China, atau di mana saja, kata para pejabat.

Dalam hal itu, negara di mana kapal tersebut memasuki pelabuhannya perlu dibantu berdasarkan resolusi PBB untuk mencari kapal, jika terdapat alasan-alasan yang mencurigakan.

Para pejabat Pentagon menolak memberikan komentar atas suatu laporan televisi, bahwa kapal perusak Angkatan Laut sedang menyalip untuk mencegat kapal Korea Utara itu.

Para pejabat menandaskan, bahwa sanksi-sanksi PBB tidak memberi wewenang kekuatan militer, dan bahwa Washington berupaya melakukan strategi diplomatik.

Ketegangan-ketegangan di semenanjung Korea telah meningkat tinggi sejak Pyongyang melakukan uji coba nuklirnya yang kedua pada bulan lalu.

Setelah uji coba bawah tanah dan peluncuran rudal, Dewan Keamanan mengeluarkan resolusi PBB pekan lalu yang termasuk sanksi-sanksi keuangan, yang dibentuk untuk melumpuhkan pendapatan rezim itu.

Sementara itu militer AS telah bergerak untuk memperkuat pertahanan rudal di Hawaii, berkaitan dengan kekhawatiran-kekhawatiran bahwa Pyongyang diduga akan meluncurkan sebuah roketnya di atas Pasifik.

Menteri Pertahanan AS, Robert Gates, menyatakan prihatin bahwa Korea Utara diduga akan meluncurkan rudalnya ke arah Hawaii. Dia Kamis mengatakan telah menyetujui pengiriman senjata pertahanan rudal THAAD ke gugusan pulau Pasifik sebagai tindakan pencegahan.

Para pejabat AS dan Korea Selatan mengatakan, Korea Utara diduga akan siap melakukan uji coba rudal balistik setelah tiga kali peluncuran pada 1998, 2006 dan tahun ini.

Kapal perusak dilibatkan dalam operasi pemantauan setelah dinamai ayah dan kakek Senator Republik John McCain, yang dikalahkan Barak Obama dalam pemilihan presiden AS tahun lalu.(*)


Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009