London,(ANTARA News) - Juara bertahan Venus Williams dan unggulan utama Dinara Safina maju ke putaran 64 besar turnamen tenis Wimbledon Selasa sedangkan impian Andy Murray menjadi petenis putera Inggris pertama dalam 73 tahun meraih gelar juara tunggal putera mulai bersinar.

Williams, juara lima kali, mengalahkan petenis Swiss Stefanie Voegele 6-3, 6-2 pada pertandingan di bawah sinar matahari di Centre Court, demikian dikutip dari Reuters.

"Ini merupakan tempat terbaik bagi petenis pro yang harus menunjukkan kiprahnya di depan para pendukung," kata Williams, yang selanjutnya akan bertemu dengan petenis dari Ukraina, Kateryna Bondarenko.

Petenis Amerika itu kehilangan servis dua kali dan membutuhkan waktu satu jam 18 menit untuk mengatasi permainan lawannya yang berusia 19 tahun dan berpengingkat 97 dunia itu.

Unggulan utama dari Rusia, Safina, yang belum pernah melewati putaran ketiga, maju ke putaran 64 besar dengan kemenangan 7-5, 6-3 atas petenis dari Spanyol, Lourdes Dominguez Lino dan selanjutnya akan menghadapi lawannya dari Paraguay, Rossana de los Rios.

Safina, finalis yang kalah di Australia dan Roland Garros tahun ini, mengalami cedera kaki di Court One.

"Ini masalah yang saya hadapi dalam dua bulan ini. Saya berjuang keras pada set kedua dan semoga perawatan dapat menyembuhkannya," kata Safina, yang belum pernah maju melewati putaran ketiga pada turnamen itu.

Sedangkan Murray maju ke putaran 64 besar setelah mencetak angka 7-5, 6-7 (3/7), 6-3, 6-4 atas petenis Amerika, Robert Kendrick.

Murray, unggulan ketiga yang berusaha menjadi petenis pertama dari Inggris yang meraih gelar juara tunggal putera sejak kemenangan Fred Perry pada 1936, akan berhadapan dengan petenis dari Latvia, Ernests Gulbis.

"Pertandingan yang amat ketat selama dua jam lebih dan harus bermain lebih dari dua set," kata Murray. "Begitu banyak poin penting pada momentum tertentu dan saya mendapatkannya pada awal lanjutan pertandingan."

Murray merupakan satu-satunya dari lima petenis Inggris yang masih bertahan dalam turnamen itu, yang dapat melaju ke putaran kedua, setelah kekalahan langsung Alex Bogdanovic atas unggulan ke-20 dari Ceko, Tomas Berdych.

Kekalahan itu merupakan kekalahan kedelapan Bogdanovic pada putaran pertama dalam delapan kali keikutsertaannya merupakan rekor terburuk petenis putera di All England Club.

Unggulan kelima dari Argentina, Juan Martin del Potro, semi- finalist di Roland Garros, mengalahkan petenis Prancis Arnaud Clement 6-3, 6-1, 6-2. Selanjutnya ia akan bertemu dengan juara 2002 Lleyton Hewitt dari Australia, yang mengalahkan Robby Ginepri 6-4, 6-1, 6-1.

Petenis yang dua kali runner-up Andy Roddick juga menang dalam permainannya, ketika bertemu dengan petenis Prancis Jeremy Chardy dan membukukan angka 6-3, 7-6 (7/3), 4-6, 6-3.

Impian maju hingga ke semifinal yang dialami mantan petenis nomor satu dunia Marat Safin kali ini tidak terwujud.

Petenis asal Rusia itu, yang akan mundur pada akhir tahun ini, kalah 6-2, 3-6, 7-6 (7/4), 6-4 atas petenis yang lolos dari babak penyisihan Jesse Levine dari Amerika.

Petenis veteran Kimiko Date Krumm dan Jelena Dokic juga kandas harapannya pada pertandingan di cuaca panas di Wimbledon itu.

Date Krumm, petenis berusia 38 tahun dari Jepang yang terakhir tampil di tempat itu pada 1996, sempat unggul pada set pertama tetapi kemudian kehilangan bentuk permainan atas unggulan kesembilan dari Denmark, Caroline Wozniacki, dengan angka 5-7, 6-3, 6-1.

Petenis Jepang itu maju ke semifinal pada 1996, setelah mengawali debutnya pada 1989, setahun sebelum Wozniacki lahir.

Date Krumm, 20 tahun lebih tua dari si pirang Wozniacki, membutuhkan perawatan lama pada cedera di pahanya saat melakukan pertandingan maraton melelahkan itu.

"Saya merasakan kram pada kakinya saya pada set ketiga dan tidak dapat bergerak. Bila saya mendapatkan tenaga lebih serta enerji, saya kira sejarahnya akan berbeda," kata Date Krumm.

Dokic, yang sempat membukukan karir mencengangkan ketika pada 1999 mengalahkan juara bertahan Martina Hingis, sebelum beralih ke jenjang profesional, juga membutuhkan perawatan medis.

Petenis berusia 26 tahun dari Australia itu sempat unggulan set pertama, sebelum kalah atas petenis Jerman yang lolos dari babak penyisihan, Tatjana Malek, dengan angka 3-6, 7-5, 6-2.

Dokic menyatakan kepalanya pusing pada akhir set kedua sehingga tekanan darahnya terpaksa diukur di tepi lapangan.

"Saya merasa pusing," kata Dokic yang terakhir kali bermain di tempat itu pada 2004 dan setelah itu mengalami masa-masa memprihatinkan karena tindakan kontroversial tangan besi dari ayahnya, Damir.

"Saya tidak merasa tidak seperti sedang bertanding tenis seperti yang saya lakukan 10 tahun lalu. Saya amat kecewa karena kehilangan waktu bermain selama empat tahun," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009