Jakarta (ANTARA News) - Susilo Bambang Yudhoyono berjanji untuk belum akan menghilangkan subsidi bahan bakar minyak (BBM) untuk rakyat miskin.

Yudhoyono mengemukakan janji itu dalam debat calon presiden yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di studio salah satu televisi swasta di Jakarta, Kamis malam.

"Sekarang ini menurut pendapat saya belum layak kita kurangi (subsidi BBM) apalagi masih banyak saudara kita yang miskin, yang setengah miskin," katanya.

Yudhoyono mengatakan bahwa pemberian subsidi BBM akan sejalan dengan peningkatan penghasilan rakyat.

"Saya masih berpendapat subsidi tidak bisa secara dratis kita hilangkan untuk BBM, ... tapi suatu saat bisa kita kurangi," katanya.

Pengurangan subsidi BBM, lanjut dia, terutama ditujukan pada subsidi yang tidak tepat sasaran yang tidak adil.

Untuk mengurangi tekanan subsidi BBM pada perekonomian negara, presiden "incumbent" itu mengatakan bahwa pemerintah akan mencari sumber-sumber lain BBM untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM.

"Dengan insentif khusus dengan kebijakan khusus itu bisa dikembangkan dengan demikian tekanan subsidi bisa dikurangi," katanya.

Terkait dengan upayanya untuk melanjutkan pemberian subsidi BBM, Yudhoyono mengatakan bahwa sumber pembiayaan pembangunan dapat dilakukan dengan optimasi APBN, meningkatkan pajak dan meningkatkan pendapatan sektor non migas.

"Kita perlu sumber pembiayaan pembangunan, ...saya memilih untuk tidak lagi jual aset, saya tidak setuju dengan privatisasi yang berlebihan," katanya.

Saat disinggung mengenai apakah apabila terpilih kembali ia akan menggunakan utang luar negeri untuk menutup sumber defisit, Yudhoyono menjelaskan bahwa pada masa pemerintahannya terjadi penurunan utang luar negeri dan peningkatan utang dalam negeri.

"Suatu saat kita juga punya mimpi untuk betul-betul sekecil mungkin (memiliki utang)," katanya.

Berbeda dengan debat capres putaran pertama yang bertema "Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Bersih dan Penegakan Supremasi Hukum", debat capres putaran kedua ini bertema "Mengentaskan Kemiskinan dan Pengangguran".

Pada debat capres putaran kedua yang dilaksanakan di studio salah satu televisi swasta, KPU mengubah aturan debat.

Penyampaian visi dan misi dari setiap calon diperpendek menjadi tujuh menit dari sebelumnya selama 10 menit.

Selain itu, pada debat capres yang dimoderatori oleh pengamat ekonomi Aviliani dilakukan pendalaman pertanyaan kepada setiap calon.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009