Beirut (ANTARA News) - Saad Hairi, putera mantan perdana menteri miliarder yang dibunuh Rafiq Hariri, ditunjuk sebagai Perdana Menteri baru Lebanon Sabtu, demikian pernyataan dari kantor kepresidenan.

"Menurut konstitusi dan setelah presiden berkonsultasi dengan ketua parlemen dan para anggota parlemen, ia (Presiden Lebanon Michel Sleiman) memanggil Saad Hariri dan menugasinya untuk membentuk pemerintah baru," kata pernyataan itu.

Aliansi 14 Maret anti-Suriah pimpinan Hariri memperoleh 71 dari 128 kursi parlemen dalam pemilihan parlemen 7 Juni sementara aliansi saingannya, yang dipimpin oleh partai Syiah Hizbullah yang didukung Suriah dan Iran mendapat 57 kursi.

Secara keseluruhan, Hariri diusulkan oleh 86 anggota parlemen -- 71 dari aliansi mayoritasnya sendiri, ditambah ketua parlemen yang pro-Suriah Nabih Berri dan kelompoknya 12 anggota parlemen serta dua anggota parlemen Armenia, kata berbagai kelompok itu seperti dikutip AFP.

Sekutu-sekutu Berri di koalisi pimpinan Hizbullah tidak memberikan suara untuk jabatan itu, yang dicadangkan bagi seorang Muslim Sunni menurut sistem politik sektarian Libanon yang kompleks.

Hariri, yang memimpin gerakan Sunni Masa Depan, telah minta para pendukungnya untuk tidak menembakkan tembakan perayaan ke udara setelah penunjukannya yang telah diperkirakan, tapi berita itu disambut dengan petasan di sejumlah bagian di ibukota Beirut.

Perdana menteri yang ditunjuk itu sekarang harus membentuk kabinet yang memuaskan sekutunya dan saingannya dalam koalisi 8 Maret pimpinan-Hizbullah.

Sementara ia memiliki mayoritas lebih dari cukup di parlemen, ia terikat oleh perjanjian dengan semua partai untuk "menjaga semangat konsensus".

Berri, yang terpilih kembali untuk masa jabatan kelima berturut-turut sebagai ketua parlemen Kamis, mengatakan, ia mencalonkan Hariri dengan syarat ia membentuk pemerintah persatuan lainnya.

"Saya ingin melihat pemerintah yang mana 14 Maret dan 8 Maret berpadu," kata Berri pada AFP.

Di bawah pemerintah sekarang ini, yang dipimpin oleh Fuad Siniora, Hizbullah dan sekutunya memiliki hak veto atas keputusan-keputusan besar.

Pemerintah persatuan itu dibentuk pada Mei 2008, yang mengakhiri krisis politik yang telah membawa Libanon ke tepi perang saudara.

Krisis itu, yang telah menyebabkan lebih dari 100 orang tewas, telah mereda menyusul perjanjian yang diperantarai-Qatar yang menghasilkan terpilihnya komandan militer Michel Sleiman sebagai presiden dan pembentukan pemerintah persatuan.

Namun Siniora, yang terpilih ke parlemen Juni, tidak dapat membentuk kabinet yang memuaskan kamp-kamp politik yang berseteru di Libanon hingga Juli.

Sementara Hizbullah dan sekutunya ingin mempertahankan status quo, Hariri mengatakan sebelum pemilihan bahwa ia hanya mau menerima pemerintah persatuan lainnya jika aliansi Hizbullah menyerahkan kekuasaan vetonya.

Pada Kamis, Hariri dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah bertemu untuk pertama kalinya sejak Oktober guna membicarakan komposisi pemerintah yang akan datang.

"Menunjuk seorang perdana menteri dan menyetujui mengenai bentuk kabinet adalah bagian-bagian yang tak dapat dipisahkan dari tugas yang sama," wakil pemimpin Hizbullah Sheikh Naim Qassem mengatakan pada AFP.

Hariri adalah lulusan ilmu bisnis dari Georgetown University di Washington, dan memimpin perusahaan konstruksi almarhum ayahnya yang bermarkas di Arab Saudi, Saudi Oger. Salah satu perusahaan terbesarnya di Timur Tengah, mempekerjakan sekitar 35.000 orang.

Ayah Hariri, Rafiq, seorang miliarder terkenal yang menjabat lima kali sebagai perdana menteri Libanon, tewas akibat bom di Beirut pada 2005.

Pembunuhan itu dipersalahkan secara luas pada Suriah, yang memicu protes besar-besaran dan akhirnya memaksa penarikan tentara Suriah dari Libanon setelah kehadiran 29 tahun.

Damaskus membantah sama sekali tuduhan itu dan pengadilan PBB yang dibentuk untuk mengadili kasus tersebut masih belum mendakwa seorang pun dengan kejahatan itu. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009