Teheran (ANTARA News) - Polisi Iran, Ahad, membubarkan sekitar 3.000 pendukung pemimpin oposisi Mir Hossein Mousavi yang menentang larangan melakukan pertemuan umum di Teheran, beberapa saksi mengatakan.

Polisi telah menangkap "satu, atau dua orang," seorang saksi mengatakan kepada AFP.

Saksi itu juga membicarakan mengenai "bentrokan kecil" antara polisi dan para pemrotes yang berkumpul di sekitar masjid Ghoba untuk memperingati seorang ulama terkenal yang tewas dalam pemboman 28 tahun lalu.

Lebih dari 12 polisi anti-huru-hara mencegah pengunjuk rasa berkumpul di luar masjid itu, kata beberapa saksi.

Beberapa pengunjuk rasa mengangkat senjata mereka ke udara sementara yang lain duduk di tanah, banyak dari mereka meneriakkan, "Allahu Akbar (Tuhan Maha Besar)," -- ungkapan yang digunakan oleh para demonstran terhadap pemilihan 12 Juni yang diperselisihkan di Iran.

Mousavi, yang kalah dalam pemilihan presiden yang mengembalikan kekuasaan kepada Presiden Mahmoud Ahamdinejad untuk empat tahun masa jabatan kedua, telah menimbulkan gelombang demonstrasi yang menyatakan pemilihan itu penuh dengan kecurangan.

Ketegangan meningkat ketika calon lain yang kalah, Mehdi Karroubi, terlihat meninggalkan masjid, kata semua saksi itu.

"Orang-orang mulai berjalan di sampingnya dan polisi mulai membubarkan pertemuan itu, tampaknya untuk mencegah pertemuan berubah menjadi demonstrasi."

Teheran telah diguncang oleh kerusuhan sejak hasil pemilihan umum memberi Ahmadinejad kemenangan besar atas Mousavi. Namun jalanan telah tenang sejak Rabu, ketika polisi mencegah pengunjuk rasa berkumpul di dekat gedung parlemen.

Ahad pagi, Gubernur Kota Teheran Hossein Tala memberitahu kantor berita resmi IRNA bahwa "tidak ada izin yang telah dikeluarkan untuk pertemuan hari ini di masjid Ghoba".(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009