Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Pansus RUU Pilpres di DPR RI, Ferry Mursyidan Baldan, di Jakarta, Kamis, menyorot kritis pernyataan Andi Malarangeng tentang Suku Bugis amat berbahaya bagi bangsa majemuk, dengan menyatakan, ini sudah amat berlebihan dan berpotensi memicu konflik.

"Karena dia pendukung Capres SBY, maka jika SBY mencintai bangsa ini, seharusnya dia menindak Andi," kata anggota Tim Sukses Capres-Cawapres JK-Wiranto ini lagi.

Sebab, menurut dia, jika hal itu dibiarkan, bisa muncul pernilaian, tindakan tersebut memang sikap sekaligus pandangan SBY tentang keragaman serta kebhinnekaan bangsa Indonesia.

"Dan jika ini dibiarkan terus akan menjadi bukti, bahwa SBY sebagai capres memang ingin menang dengan `menghalalkan segala cara`. Sebab, bagaimana mungkin hal ini (pernyataan Andi) dilakukan oleh seorang yang mengatasnamakan SBY," tanyanya.

Harus diingat, lanjutnya, pilpres itu merupakan mekanisme yang mengakui dan menghormati keberbedaan, agar semakin kokoh semangat kebangsaan ini dalam suatu kompetisi politik.

"Berulangnya sentimen SARA yang dikembangkan oleh Tim Sukses SBY, seakan menegaskan itulah pandangan dan sikap SBY tentang kebhinnekaan bangsa Indonesia. Untuk itu, SBY perlu menegaskan sikap dan pandangannya tentang pluralisme bangsa, dan mengambil tindakan tegas, karena ini sudah menyangkut prinsip dasar bernegara," katanya.

Intinya, demikian Ferry Mursyidan Baldan, "Kita tidak ingin sentimen SARA berkembang dan memecah keutuhan bangsa, apalagi sekadar untuk menang pemilu."

Secara terpisah, salah satu juru bicara Tim Sukses Capres-Cawapres JK-Wiranto, Ichsan Loulembah, di Jakarta, Kamis, mengatakan, pernyataan Andi Malarangeng tentang suku Bugis amat berbahaya bagi bangsa yang majemuk, benar-benar memukul jantung demokrasi.

"Tidak ada satu suku atau ras pun yang bisa dinegasikan atau didiskualifikasi dalam kompetisi demokrasi. Jelas pernyataan tim sukses SBY itu melukai sejarah yang telah ditanamkan secara kuat oleh para pendiri bangsa yang nasionalis ini," katanya.

Ichsan Loulembah yang pernah menjabat Sekretaris Kelompok Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di MPR RI, mengingatkan Andi Malarangeng, tokoh-tokoh sipil dan militer di masa perjuangan tidak membeda-bedakan asal-usul suku, agama atau ras mereka.

"Para pemimpin di masa lalu terpilih berdasarkan kualitas dan hal-hal objektif lainnya. Dan mereka datang dari berbagai suku," katanya.

Karena itu, ia mengajak semua elemen masyarakat jangan sekali-kali melupakan sejarah, sebagaimana kata Bung Karno, Bapak Bangsa Indonesia.

"Sekali lagi, pernyataan Andi itu amat memukul jantung demokrasi yakni prinsip-prinsip kesetaraan," kata Ichsan Loulembah lagi.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009