Jakarta (ANTARA News) - Capres Susilo Bambang Yudhoyono pasangan Cawapres Boediono (SBY-Boediono) pada Pilpres Rabu hanya kalah di Provinsi Sulawesi Selatan dari tujuh provinsi terbesar di Indonesia.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mengemukakan, pasangan JK-Wiranto unggul 63,45 persen di Sulsel, sedangkan SBY-Boediono hanya mendapat dukungan 33 persen. Sementara Mega-Prabowo hanya mendapat 3,55 persen.

"Awalnya masih imbang, tetapi suara JK-Wiranto naik drastis setelah isu SARA yang dikemukakan tim sukses SBY-Boediono di Makassar," kata Direktur eksekutif LSI, Denny JA, di Hotel Sari Pan Pacific saat memaparkan hasil survei LSI, Rabu petang.

Meskipun SBY-Boediono hanya mengantongi 33 persen di Sulsel, tetapi perolehan suara pasangan capres nomor urut dua ini di tujuh provinsi terbesar rata-rata di atas 20 persen.

Jika mengacu pada UUD 1945, kata Denny, perolehan suara SBY-Boediono tersebut menunjukkan pasangan ini sebagai pemenang Pilpres 2009.

Keunggulan perolehan suara capres SBY-Boediono tersebut terbesar di DKI Jakarta, yakni 70,14 persen, menyusul di Sumatera Utara 68,11 persen, Jawa Barat 64,03 persen, Banten 63,80 persen, Jatim 59,68 persen, Jateng 52,80 persen dan di Sulsel 33 persen.

Sementara itu Mega-Prabowo unggul di Jateng yakni 38,24 persen, menyusul Jatim 30,83 persen, Banten 28,01 persen, Jabar 26,74 persen, Sumut 26,42 persen, DKI 20,25 persen dan Sulsel 3,55 persen.

Pasangan JK-Wiranto, unggul di Sulsel 63,45 persen menyusul Jateng, 8,97 persen, DKI Jakarta 9,61 persen, Jatim 9,50 persen, Jabar 9,23 persen, Banten 8,19 persen, dan Sumut 5,47 persen.

Secara nasional hasil sementara menurut LSI, Mega-Prabowo mendapat 27,27 persen, SBY-Boediono 60,17 persen dan JK-Wiranto 12,55 persen, dan Golongan Putih 28 persen.

Menurut Denny, prosentase Golput dibawah 30 persen tersebut menunjukkan Pilpres 2009 ini lebih semarak dibanding Pemilu legislatif dan Pilkada yang Golputnya masih di atas 30 persen.

Denny menegaskan, hasil survei LSI tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara akademis dengan "margin of error +/- 1 persen. Artinya, kalau ada perbedaan dengan KPU kemungkinan hanya satu persen plus atau satu persen minus.

Data tersebut diperoleh dari 2.000 TPS di 33 provinsi dengan menggunakan metode multi stage random sampling dengan dukungan pengiriman data melalui SMS ke server. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009