Karimun, Kepri (ANTARA News) - Kalangan petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) di Tanjungbalai Karimun, Provinsi Kepulauan Riau menyatakan pilpres dua putaran melelahkan serta menguras biaya.

"Kalau boleh memilih, baiknya satu putaran saja. Karena pilpres putaran menguras tenaga dan pikiran," kata Kusmawanto, Ketua KPPS 04, Kelurahan Sei Lakam, TBK, Kamis.

Kusmawanto mengatakan, rumitnya regulasi pilpres dengan berbagai macam formulir isian membingungkan petugas di TPS.

"Meski tidak serumit sebelumnya, tapi pilpres kemarin tetap saja melelahkan karena sebelumnya mereka telah dihadapkan dengan segudang masalah saat pemungutan suara pileg," ujarnya. Kerumitan itu berpotensi terjadinya kekeliruan menghitung dan merekap suara yang tentu memunculkan protes bagi para kandidat.

"Itulah yang terjadi, padahal kami sudah bekerja dari pagi sampai malam, tapi karena rumitnya regulasi Pemilu sering kali keliru," ucapnya.

Karena itu, katanya, dia menyambut gembira kemenangan SBY-Boediono melebihi 50 persen sehingga pilpres satu putaran terbuka lebar.

"Memang kami dapat honor, tapi bukan itu yang dicari tetapi pengabdian pada bangsa dalam menyukseskan pesta demokrasi itu," katanya.

Sementara, Sucipto, pedagang asongan di Kolong, TBK, mengatakan, pilpres satu putaran lebih baik dan menghemat uang negara dan para kandidat.

"Bayangkan saja berapa triliun dana yang dihabiskan pemerintah dalam sekali pemilu, belum lagi dana kampanye para kandidat," katanya.

Selain itu, masyarakat juga sudah terlalu sibuk dengan agenda pemilu dengan berbagai trik politik kalangan elit.

"Bagi kami taunya yang simpel dan sederhana saja dan berharap siapapun yang tampil sebagai pemenang dapat melanjutkan program kesejahteraan rakyat kecil seperti kami," ucapnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009