Gunungkidul, 11/7 (ANTARA) - Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia (BPPTK) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan riset pengolahan bunga "rosella" (roselle hisbiscus sabdariffa) menjadi produk minuman "java crunberrys tea" dalam kemasan.

Anggota tim peneliti LIPI di Gunungkidul, Suharwaji Sentan di Wonosari, Sabtu mengatakan, penelitian yang dilakukan LIPI tersebut untuk mengembangkan produksi bunga "rosella" yang dihasilkan para petani Gunungkidul.

"Kami akan mensosialisaikan hasil penelitian LIPI kepada masyarakat sehingga masyarakat mampu menerapkan teknologi tepat guna untuk mengatasi kendala pemasaran," katanya.

Apabila tidak segera diatasi, menurut Suharwaji, puluhan ton "rosella" hasil panen petani di Gunungkidul tidak akan laku dijual dipasaran.

Ia mengatakan, hasil penelitian ini dengan menerapkan teknologi tepat guna untuk mengubah bunga "rosella" menjadi sebuah produk yang lebih tahan lama dan berdaya saing, model penerapan teknologi ini seperti mengubah daun teh menjadi teh seduh.

"Dengan penganekaragaman produk `rosella`, di antaranya menjadikan bunga `rosella` menjadi teh `rosella` siap seduh, kami yakin akan memiliki daya saing di pasar," katanya.

Ia mengatakan hasil produksi budi daya "rosella" di sejumlah tempat di Gunungkidul mengalami peningkatan, namun dengan banyaknya budi daya tanaman dan hasil produksi yang melonjak, menyebabkan timbul kendala dalam pemasaran produk ini.

Menurut dia, dengan penerapan teknologi yang tepat, budi daya "rosella" berpeluang besar untuk dikembangkan karena bunga ini memiliki banyak manfaat.

"Kelopak bunga `rosella dapat diambil sebagai bahan minuman segar berupa sirup dan teh, selai dan minuman, terutama dari tanaman yang berkelopak bunga tebal, yaitu `rosella` merah. Kelopak bunga tersebut mengandung vitamin C, vitamin A, dan asam amino, serta bahan-bahan yang diperlukan tubuh manusia," katanya.

Banyak penelitian telah menguak manfaat `rosella`, termasuk kandungan "arginin" dan "legnin" yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh. Selain itu, `rosella` juga mengandung protein dan kalsium.

"Menginggat banyak manfaat dari bunga itu, kami yakin akan dapat membantu petani dalam melakukan pengolahan pascapanen," katanya.

Sementara itu, sejumlah petani di Kecamatan Karangmojo mengeluhkan harga jual `rosella` yang terus menurun. "Kami memilih menyimpan hasil panen karena harga jual cukup rendah," kata Subarjo.

Subarjo berharap pemerintah membantu pemasaran maupun pengolahan "rosella" menjadi produk yang laku di pasar sehingga petani tidak terus merugi.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009