Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik Indria Samego mengingatkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk tidak pada partai koalisinya dalam penyusunan kabinet.

"Kabinet ke depan jangan seperti pada 2004. Harus berorientasi program, bukan power sharing (berbagi kekuasaan). Karena itu, SBY tak perlu takut dituntut kepada mitra koalisi," katanya, di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, pertimbangan distribusi kekuasaan harus diabaikan dalam penyusunan kabinet karena orientasi stabilitas tidak perlu dipertimbangkan dengan posisi SBY saat ini.

"Saya kira kabinet 2009-2014 harus banyak diisi orang-orang berintegritas, bukan dari Partai Politik (parpol)," katanya mengingatkan.

Indria Samego juga mengingatkan SBY untuk tidak mengakomodir orang-orang Partai Golkar di kabinet.

"Orang-orang Golkar cukup sebagai oposisi, tak perlu masuk ke pemerintahan," katanya.

Partai Golkar, katanya, diperlukan sebagai kekuatan untuk melakukan check and balances.

Pasca-Pilpres, suara-suara dari partai pendukung SBY-Boediono mulai mengemuka terkait posisi di kabinet.

Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Patrialis Akbar mengatakan, PAN sudah menyiapkan kader-kader terbaik untuk menjadi menteri guna membantu pasangan presiden-wakil presiden terpilih, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono.

"Ini bukan soal minta jatah menteri. Tapi sebagai anggota koalisi kami siap memberitahukan kepada presiden terpilih bahwa PAN memiliki sumber daya manusia (SDM) yang cukup banyak yang siap membantu suksesnya pemerintahan," katanya, di Jakarta.

Namun demikian, katanya, berapa jumlah atau untuk posisi apa kader PAN yang akan diambil untuk kabinet, sepenuhnya tergantung kepada SBY-Boediono.

PAN katanya, siap menyediakan lima kadernya apabila SBY membutuhkan lima menteri dari PAN.

Sementara itu, PKS berharap partainya mendapat minimal 3 menteri, sedangkan PKB minimal empat menteri.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009