Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Mesir untuk Indonesia Ahmed El-Kewaisny mengatakan, kasus penahanan mahasiswa Indonesia di Kairo oleh aparat keamanan Mesir (Amnud Daulah) telah selesai dan tidak perlu dibesar-besarkan.

"Persoalan yang dialami mahasiswa Indonesia itu telah diselesaikan dengan bijaksana. Karena itu, tidak perlu dibesar-besarkan lagi," kata Dubes El-Kewaisny dalam perbincangan dengan ANTARA News di Jakarta, Rabu.

Para mahasiswa yang selama ini belajar di Universitas Al-Azhar, Kairo, sempat ditahan pihak Amnud Daulah selama empat hari pada 28 Juni 2009 dan dibebaskan pada 1 Juli 2009.

"Penahanan itu hanya salah faham saja dan pihak Amnud Daulah telah meminta maaf atas kesalahan itu kepada pihak Indonesia dan korban," kata Dubes El-Kewaisny.

Mereka dikabarkan dijemput paksa oleh pihak keamanan dari sebuah rumah kos di Kairo karena disangka berhubungan dengan kelompok Islam garis keras.

Fathurrahman, salah seorang mahasiswa korban pencidukan, mengaku sempat disiksa dalam proses interogasi.

Selain Fathurrahman, korban-korban lainnya yang juga mahasiswa adalah Ahmad Yunus, Bangun Purba, Azril dan Tasrih Sugandi.

Dubes El-Kewaisny mengemukakan, Pemerintah Mesir melalui Departemen Luar Negeri telah menyatakan penyesalan atas peristiwa penahanan dan penyiksaan terhadap para mahasiswa tersebut.

Bertalian dengan kasus tersebut, Dubes RI untuk Mesir A.M. Fachir, sebelumnya telah menemui Asisten Menlu Mesir untuk Urusan Asia, Mohamed El-Zorkany dalam upaya penyelesaian kasus itu.

"Jadi, sekali lagi, persoalannya telah selesai dan tidak perlu diungkit kembali," kata Dubes El-Kewaisny.

Ia menegaskan, semua mahasiswa yang terkena kasus itu telah dijamin keamanannya dan mereka tetap melanjutkan pendidikannya di sana.

"Seperti semua mahasiswa asing di Mesir, para mahasiswa yang terkena pencidukan itu telah dijamin keamanannya dan tetap meneruskan kuliah mereka," katanya.

Dubes itu mengatakan, jumlah mahasiswa Indonesia di Mesir saat ini lebih 7.000 orang, umumnya mereka kuliah di universitas tertua di dunia. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009