Jayapura (ANTARA News) - Pembentukan tim investigasi independen diperlukan untuk mengungkap kasus penembakan yang terjadi di areal PT.Freeport Indonesia, Tembagapura, Papua yang telah memakan korban jiwa.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jendral (Sekjend) Presidium Dewan Papua (PDP), Thaha M. Alhamid di Jayapura, Kamis, menanggapi situasi keamanan dan penanganan pihak berwenang atas insiden penembakan di sekitar areal penambangan emas terbesar di dunia tersebut pada Sabtu (11/7), Minggu (12/7) dan Rabu (15/7).

"Mari kita dukung suatu investigasi independen untuk menemukan fakta, apa dan siapa di balik peristiwa ini," ujarnya.

Menurutnya, tim investigasi ini bisa dari kalangan mana saja, baik orang-orang pemerintahan, aparat keamanan, aktivis dan elemen masyarakat lainnya yang memiliki komitmen kuat untuk mengungkp kebenara secara jujur dan terbuka kepada publik.

Lebih lanjut, dia menyayangkan beberapa pernyataan dari pihak-pihak tertentu yang telah membuat dugaan tentang pelaku penembakan.

"Itu merupakan bentuk spekulasi yang bisa berakibat pada munculnya sikap saling mencurigai satu sama lain. Padahal belum tentu dugaan itu benar hingga nanti ada fakta yang mengarah pada hal tersebut," ujarnnya.

Sementara itu, dia menambahkan, berbagai macam peristiwa kekerasan di Papua sepanjang tahun ini mulai dari pembunuhan di Wamena, penembakan di Tingginambut dan penyerangan atas rumah Bupati Puncak Jaya beberapa waktu lalu memerlukan keseriusan dari aparat keamanan untuk mengungkapnya secara transparan kepada masyarakat.

"Jangan sampai peristiwa-peristiwa ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat yang berujung pada ketidak harmonisan hubungan sosial antara satu sama lain," katanya.

Peristiwa penembakan di aral PT.Freeport kembali terjadi pada Rabu (15/7) atas dua angggota Brimob di Mile 54.

Kedua anggota Brimob yang bertugas di Timika itu tertembak saat mobil yang ditumpangi mereka melintas di kawasan tersebut.

Kedua anggota itu masing masing Bripka Jimmy Renhard, terkena kaki dan Briptu Abraham Ngamelubun terkena pantat dan paha, setelah para penyerang terlebih dahulu menembak roda mobil yang mengangkut mereka.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009