Sidoarjo (ANTARA News) - Keluarga Roy Aditya P, siswa kelas X SMAN 16 Surabaya yang diduga meninggal pada saat mengikuti masa orientasi siswa (MOS) menyesalkan keputusan sekolah yang harus menunggu keluarga, sebelum korban dibawa ke rumah sakit.

"Kenapa harus menunggu keluarga terlebih dahulu. Kenapa tidak langsung dibawa ke rumah sakit kalau mengetahui ada siswanya yang sakit," kata Nani Rohani, tante korban saat dikonfirmasi di rumah duka di Jalan Flamboyan blok AH No 16 Perumahan Wisma Tropodo, Sidoarjo, Kamis.

Nani yang juga sebagai ibu angkat Roy mengaku, prosedural penanganan siswa sakit di SMAN 16 tidak seharusnya diterapkan. "Coba saja, waktu itu pihak sekolah langsung membawa Roy ke rumah sakit. Mungkin tidak akan terjadi peristiwa maut ini," katanya.

Ia menambahkan, Roy merupakan anak ulet, pekerja keras dan tidak ingin merepotkan orang tua. Hal itu terlihat saat Roy mengikuti MOS di sekolahnya.

"Selama mengikut MOS, Roy tidak pernah meminta kepada saya atau juga kakaknya untuk membantu mengerjakan tugas. Seluruh tugasnya dikerjakan sendiri hingga larut malam," katanya sambil menitikkan air mata.

Di rumah duka, masih terdapat beberapa kerabat dan juga teman sekolah yang datang untuk melayat. Selain itu, beberapa perwakilan guru dari SMAN 16 juga tampak hadir di rumah duka.

Supiadi salah seorang guru SMAN 16 yang datang melayat ikut berbelasungkawa atas meninggalnya Roy Aditya P. "Kami selaku guru SMAN 16 ikut berbelasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya salah satu murid kami yang bernama Roy Aditya P," katanya.

Ia mengatakan, tidak begitu mengenal dengan persis keseharian Roy.

"Korban kan masih siswa baru. Jadi kami tidak mengetahui secara persis bagaimana keseharian korban. Namun demikian, dari keterangan teman sekelasnya, korban dikenal sebagai anak yang berani dan tidak manja. Hal itu dibuktikan pada saat mengikuti MOS, korban selalu tampil terdepan dibandingkan dengan rekannya yang lain," katanya.

Ia mengaku, akan menggelar istigasa dan solat gaib selama tiga hari berturut-turut untuk mendoakan Roy. "Hari ini yang melakukan istigasah dan salat gaib adalah siswa kelas satu. Besok kelas dua dan lusa kelas tiga," katanya.  (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009