Pesanan itu, baik untuk konsumsi pribadi maupun untuk bahan parsel atau menu buka puasa untuk dikirim ke pihak keluarga, teman, atau kolega
Makassar (ANTARA) - Buah kurma pada Bulan Suci Ramadhan 1141 Hijriah masih diincar oleh umat Muslim di tengah penurunan daya beli masyarakat akibat pandemi COVID-19.

"Buah kurma masih banyak dicari, meski pembeli datang sendiri, maupun memesan secara 'online' (daring)," kata salah seorang pemilik toko yang menjual kurma di kawasan Pasar Cidu Makassar, Hudaya, di Makassar, Kamis (7/5).

Pembelian kurma diakui menurun saat Ramadhan tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu, namun masih patut disyukuri karena cukup banyak pembeli yang mencari buah kurma, meski volume pembeliannya menurun.

Sebagai gambaran, lanjut dia, pembeli pada Ramadhan tahun lalu rata-rata membeli kurma 2-3 kilogram, kini 0,5- 1 kilogram dengan harga kurma yang bervariasi, sesuai dengan jenisnya, mulai Rp75 ribu hingga Rp150 ribu per kilogram.

Baca juga: Cerita Sinta Nuriyah Wahid diberi kurma BJ Habibie

Hal senada dikemukakan penjual kurma secara daring dengan merk "Altaz", Ummi Yaya, di mana dia mengatakan biasanya awal Ramadhan sudah banyak orderan kurma, namun kali ini baru menjelang pertengahan Ramadhan mulai ada pesanan.

"Pesanan itu, baik untuk konsumsi pribadi maupun untuk bahan parsel atau menu buka puasa untuk dikirim ke pihak keluarga, teman, atau kolega," katanya.

Terkait dengan volume pemesanan, pengelola industri rumah tangga itu, mengaku mengalami penurunan sekitar 50 persen dibandingkan dengan Ramadhan 1440 Hijriah.

Hal itu, katanya, bisa dipahami karena daya beli masyarakat sedang terpengaruh pandemi COVID-19.

Berkaitan dengan hal tersebut, dia mengaku tidak banyak memesan kurma dari pusat grosir kurma di Pasar Tanah Abang, Jakarta, karena khawatir barang yang sudah dibeli tidak terjual habis hingga akhir Ramadhan.

Baca juga: Wagub Kepri panen kurma perdana di Tanjungpinang
Baca juga: Ratusan hektare lahan tandus ditanami 7.000 batang kurma di Aceh
Baca juga: Tips memilih kurma berkualitas

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020