Banyuwangi (ANTARA News) - PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Tbk menyanggupi mengekspor pupuk hingga 300.000 ton.

"Jadi, kemungkinan untuk sementara bisa ekspor pupuk sebanyak 300.000 ton. Itu (jumlah, red) paling aman, Desember bisa

dievaluasi lagi," kata Dirut PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Tbk Hidayat Nyakman saat meninjau gudang penyangga pupuk Probolinggo di Jawa Timur, Kamis.

Ia mengatakan stok pupuk PKT saat ini sedang penuh. Kelebihan stok terjadi hampir di semua gudang di 17 provinsi di Indonesia.

"Totalnya bisa mencapai 250.000 ton hingga 270.000 ton," kata Hidayat.

Menurut dia, PT PKT telah menyampaikan kondisi tersebut kepada pemerintah secara lisan. Namun, belum ada tanggapan dari pemerintah.

"Kami sudah sampaikan secara lisan kepada pemerintah. Tetapi kami tidak mau mengganggu dulu kebutuhan stok di dalam negeri," katanya.

Hidayat menjanjikan pihaknya akan bertanggung jawab memenuhi kebutuhan di dalam negeri apabila terganggu dengan adanya ekspor.

Dalam kondisi kelebihan stok pupuk, ia mengatakan pabrik tetap berproduksi. "Rugi kalau tidak produksi, bisa miliaran rupiah kerugiannya untuk setiap satu pabrik," katanya.

Ia mengatakan kemungkinan untuk "open storage" ada, namun hal itu menjadi pilihan terakhir. Harapannya, kelebihan pupuk dapat cepat terserap.

Pilihan untuk melakukan ekspor, menurut Hidayat juga untuk mengurangi kerugian dari subsidi jika pupuk ternyata tidak terserap.

Pada 2009, menurut dia PT PKT menargetkan produksi satu juta ton, namun hingga awal Juli penyerapan baru mencapai 45 persen.

Pergeseran musim hujan, berhasilnya sistem rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK), serta keberhasilan penyuluhan dalam penggunaan pupuk kepada petani menekan penggunaan pupuk di tanah air.

"Rembesan pupuk pun sudah jauh berkurang," kata Hidayat.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009