Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah petinggi perusahaan minyak dan gas serta pertambangan ikut menjadi korban ledakan bom yang mengguncang Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Jakarta, Jumat pagi.

Juru bicara Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Sulistia Hastuti Wahyu di Jakarta, Jumat, mengatakan, petinggi perusahaan migas tersebut adalah Kevin S Moore dari Husky, Gary Ford dari Anadarko, dan Simon Louis dari Chevron.

"Mereka sedang makan pagi di Restoran Syailendra," katanya.

Moore mengalami patah kaki dan akan menjalani operasi di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre (MMC), Jakarta. Sedang, Ford akan dievakuasi ke rumah sakit di
SIngapura karena mengalami luka yang cukup parah.

Selain petinggi perusahaan migas, dua petinggi perusahaan tambang emas dan tembaga raksasa, PT Freeport Indonesia diketahui juga menjadi korban luka akibat ledakan bom.

Kedua petinggi tersebut adalah Direktur David Potter dan Komisaris yang juga mantan Dirut Adrianto Maghribi.

Mantan Presdir PT Newmont Pacific Nusantara yang kini menjadi Dirut Kiroyan Partners Noke Kiroyan juga menjadi korban ledakan.

Sejumlah petinggi perusahaan asing tersebut memang sedang melakukan pertemuan rutin Indonesia Country Program (ICP) setiap Jumat yang difasilitasi perusahaan konsultan, Castle Asia.

Dalam daftar undangan pertemuan tercatat antara lain Patrick Foo dari AEL Indonesia, Edward Thiessen dari Alstom Power, Pedro Sole dari Alstom Power, David Potter dari
Freeport Indonesia, Andy Cobham dari Hill & Associates, dan Tim Mackay dari Holcim Indonesia.

Selanjutnya, Kevin Moore dari Husky Energy, Mariko Yoshihara dari JAC Indonesia, Noke Kiroyan dari Kiroyan Partners, Roy Widosuwito dari Perfetti Van Melle Indonesia, Nathan Verity dari Verity HR, James Castle dari Castle Asia, dan Max Boon dari Castle Asia.

Senior Associate Kiroyan Partners Puni Anjungsari mengatakan, setelah beberapa jam di rawat di RS MMC, Noke Kiroyan sudah kembali di rumahnya di kawasan Simprug, Permata Hijau.

Noke menderita luka di wajah kanan dan pundak. Namun dibolehkan pulang dan akan dirawat intensif oleh dokter pribadi. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009