Atambua (ANTARA News) - Pascaledakan bom di Jakarta, Jumat (17/7), satuan tugas TNI memperketat pengamanan wilayah perbatasan dengan Negara Demokratik Timor Leste yang lebih dikenal sebagai Timor Timur.

Hal itu disampaikan Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Timor Timur (STPPIT) Markas Besar TNI, Letnan Kolonel Infantri Yunianto, kepada ANTARA di Atambua, ibukota Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Selasa petang.

"Memang tidak ada perintah langsung soal itu, namun kami berinisiatif memperketat pengamanan, terutama di pintu-pintu lintas batas resmi. Kami menerapkan sistem pengamanan tertentu yang diharapkan bisa meminimalisasi kemungkinan timbulnya bahaya aksi teroris," katanya.

Dia menyatakan, jika mengandalkan semata-mata jumlah personel pengamanan yang ada, maka kurang mungkin dilaksanakan peningkatan patroli dari yang kini dilakukan di perbatasan wilayah negara di ujung timur (leste) Pulau Timor tersebut.

Di sepanjang garis perbatasan darat Indonesia dengan wilayah Timor Timur, katanya, terdapat empat pintu lintas batas utama yang dilengkapi dengan pos imigrasi.

Keempat pintu lintas batas utama itu terletak di Motaain dan Pintu Lintas Batas Metamauk, Kabupaten Belu, serta pintu lintas batas di Wini dan Napan Bawah, Kabupaten Timor Tengah Utara.

Karena itu, STPPIT Markas Besar TNI kini meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk menjaring sebanyak mungkin informasi terkait kemungkinan kehadiran jaringan teroris atau pengaliran bahan-bahan berbahaya yang dapat dirakit menjadi bom.

Menurut Letkol Yunianto, koordinasi dengan sejawat dari Timor Timur juga ditingkatkan. "Sejauh ini kerja sama dan koordinasi serta tukar menukar informasi itu terus kami lakukan," ucapnya.

Menanggapi hal itu, Komandan Polisi Penjaga Perbatasan Kepolisian Nasional Timor Leste, Inspektur Quintilliano Baros, yang dihubungi di Dili, juga menyatakan hal senada.

"Koordinasi itu juga sebagai cara untuk meningkatkan keamanan nasional dan internasional. Dengan Indonesia koordinasi itu baik sekali, dan kami juga meningkatkan patroli di garis perbatasan," katanya.

Serangan bom di Jakarta, menimbulkan reaksi internasional, termasuk juga dari pemerintah Timor Timur. Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Timor Leste, Vicky Tchong, mengutuk keras aksi bom itu.

"Kami turut prihatin atas aksi pengeboman di Jakarta. Kami mengutuk keras aksi teror itu dan berharap jaringannya bisa segera ditemukan dan digulung," katanya beberapa waktu lalu.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009