Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menandatangani Perjanjian Persahabatan dan Kerja sama (Treaty of Amity and Cooperation/TAC) ASEAN 1976.

Penandatanganan itu menurut keterangan dari Sekretariat ASEAN di Jakarta, Rabu, dilakukan dalam rangkaian pertemuan ke-42 Menlu ASEAN di Phuket, Thailand, 19-23 Juli 2009.

TAC ASEAN 1976 adalah perjanjian kunci kawasan mengenai upaya mewujudkan perdamaian dan kerja sama yang setara.

Acara penandatanganan itu dilakukan setelah pertemuan Menlu ASEAN dengan AS oleh 10 Menlu negara-negara anggota ASEAN dan Menlu AS Hillary Clinton.

Menurut Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan hal itu menunjukkan sebuah langkah nyata dari strategi pemerintah baru AS dalam memandang hubungannya dengan ASEAN.

Ia juga menyatakan bahwa ASEAN mengapresiasi fakta yang menunjukkan bahwa keputusan untuk menandatangani TAC telah diambil beberapa bulan terakhir.

Hillary dalam lawatannya ke Sekretariat ASEAN pada 18 Februari 2009, untuk pertama kalinya mengumumkan bahwa AS telah memulai proses untuk mempersiapkan penandatanganan TAC.

"Ini akan mewujudkan hubungan dua arah yang positif, produktif dan konstruktif di masa depan," katanya.

Dengan penandatanganan TAC oleh AS maka sudah 16 negara non Asia Tenggara yang menandatangani TAC.

Para Menlu ASEAN dalam komunike bersama pertemuan ke-42 tingkat Menlu ASEAN mengatakan bahwa penandatanganan TAC oleh AS akan memberikan sinyal kuat mengenai komitmen negara itu pada perdamaian dan keamanan di kawasan.

Setiap penandatangan TAC memiliki komitmen untuk memenuhi sejumlah prinsip-prinsip dasar termasuk penyelesaian perselisihan secara damai, tidak mengutamakan penggunaan kekerasan dan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.

ASEAN atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara beranggotakan 10 negara yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Laos, Vietnam, dan Kamboja.

Sedangkan negara-negara yang tercatat sebagai mitra wicara ASEAN tersebut adalah Australia, Kanada, Selandia Baru, Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Rusia, Amerika Serikat dan Uni Eropa.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009