Medan (ANTARA News) - Citra guru sebagai seorang pendidik dan ditiru kembali tercoreng, menyusul terjadinya kekerasan yang dilakukan oleh oknum pendidik di salah satu SD swasta di Medan kepada muridnya.

Yolanda, warga Jalan Air Bersih Medan yang tercatat sebagai siswa kelas tiga di sekolah swasta di Medan, Rabu, mengaku ditampar oleh kepala sekolah di SD tersebut.

Menurut dia, kejadian itu bermula saat dia hendak menenangkan kericuhan yang terjadi di ruang kelasnya beberapa hari yang lalu.

"Kawan-kawan saya ribut di dalam kelas, saya mencoba menenangkan, namun tidak juga tertib. Kemudian saya memukul meja berniat untuk mengingatkan teman-teman untuk menghentikan keributan," katanya.

Namun dikatakannya, peristiwa tersebut terdengar oleh kepala sekolah tempat ia belajar, lantas kepala sekolah menampar pipi korban sebanyak dua kali.

Ditambahkannya, akibat peristiwa tersebut pipi korban terasa sakit, dan mengaku enggan untuk bersekolah.

Saat dikonfirmasi, EDS, kepala sekolah, di Jalan Kemiri Medan mengaku telah menampar korban, karena siswa tersebut tidak mau mengakui bahwa ia telah memukul meja di ruang kelasnya.

Ratna Tanjung, orang tua siswa tersebut mengaku kecewa dengan perlakuan kepala sekolah pada anaknya.

Menurut dia, seharusnya seorang pendidik tidak melakukan hal tersebut dan memberikan contoh yang baik kepada seluruh murid di sekolah itu.

"Gara-gara masalah ini anak saya tidak mau sekolah, saya sangat kecewa, saya akan melaporkan masalah ini kepada polisi jika kepala sekolah tidak meminta maaf," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009