Saat ini pemeriksaan terbanyak yaitu pada tanggal 11 April dan 9 Mei 2020 yang masing-masing baru mencapai 7.000 pemeriksaan
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah meningkatkan aktivitas pemeriksaan COVID-19 di Indonesia agar dapat memadai sesuai dengan target yang telah ditentukan, yaitu 10.000 pemeriksaan per-hari.

"Saat ini pemeriksaan terbanyak yaitu pada tanggal 11 April dan 9 Mei 2020 yang masing-masing baru mencapai 7.000 pemeriksaan," kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Hal itu dikatakannya terkait kurangnya pemeriksaan dari target yang sudah ditentukan dan terlambatnya menunggu hasil tes COVID-19 yang menyebabkan pelaporan kasus infeksi di Indonesia mengalami keterlambatan sehingga menyulitkan untuk menilai tingkat penyebaran yang riil di lapangan.

Baca juga: Pemkot Bogor lakukan tes swab di Pasar Kebon Kembang
Baca juga: Tes cepat COVID-19 di pasar Mataram terkonfirmasi empat reaktif


Bamsoet meminta pemerintah agar melakukan cek dan ricek, serta tidak tergesa-gesa menyampaikan informasi kepada masyarakat luas bahwa kurva kasus COVID-19 melandai.

Namun dia meminta agar pemerintah juga menyertakan data yang riil dan komprehensif karena rata-rata butuh waktu satu hingga dua pekan sebelum hasil pemeriksaan covid-19 diumumkan.

"Hal itu menyebabkan data yang diumumkan tiap hari bukan data baru tetapi terlambat dari kasus infeksinya," ujarnya.

Politisi Partai Golkar itu juga meminta pemerintah dalam hal ini Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 agar segera melakukan evaluasi terkait sistem pemeriksaan dan tes COVID-19.

Hal itu menurut dia disebabkan berdasarkan laporan di sejumlah daerah, rata-rata jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal mencapai jumlah tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan yang terkonfirmasi meninggal akibat positif terjangkit COVID-19.

"Saya mendorong pemerintah agar tetap melakukan pemeriksaan COVID-19 dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan melatih seluruh tenaga medis agar fasih melakukan tes PCR, sehingga mendapatkan hasil yang optimal," katanya.

Selain itu dia juga meminta pemerintah dalam menginformasikan status perkembangan COVID-19 di Indonesia dapat mengedepankan transparansi data yang akurat, sehingga penanganan dapat dilakukan secara tepat.

Baca juga: Indonesia segera produksi mandiri alat tes COVID-19 dan ventilator
Baca juga: Seorang pengguna KRL terindikasi terpapar corona dalam tes massal

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020