Cilacap (ANTARA News) - Tersangka teroris, Ahmadi (39), warga Dusun Sigaru RT 01 RW 07, Desa Sikanco, Kecamatan Nusawungu, Cilacap, Jawa Tengah, diketahui tidak pernah menyerahkan foto untuk kartu tanda penduduk.

"Dia hanya sekali mengurus kartu keluarga dan KTP pada 2002, itu pun tidak pernah menyerahkan foto. Bahkan, surat nikah pun tidak ada fotonya," kata Kepala Desa Sikanco, Suparno di Sikanco, Nusawungu, Cilacap, Jawa Tengah.

Menurut dia, Ahmadi merupakan penduduk asli Sikanco dan hanya mengenyam pendidikan hingga tingkat SMP.

Dalam keseharian, kata dia, Ahmadi bekerja sebagai buruh serabutan dan membantu orang tuanya beternak ayam.

Mengenai kronologi penangkapan Ahmadi, dia mengatakan, Densus 88 pada 16 Juli silam datang ke Desa Sikanco untuk melacak keberadaan Ahmadi.

Akan tetapi, Ahmadi tidak berada di rumahnya dan diketahui sedang berada di Lampung untuk berdagang sapu dan keset.

Pada Selasa (21/7), Ahmadi pulang ke rumahnya di Dusun Sigaru RT 01 RW 07. Dia segera menemui ketua RT setempat, Makhsun Yusuf karena khawatir disangkutpautkan dengan jaringan terorisme.

"Ahmadi bersama ketua RT dan Kepala Dusun Sigaru, Sutarman, menemui saya pada Rabu sore (22/7)," kata Suparno.

Saat itu di rumah Suparno sudah ada sejumlah personel intelejen dari Polda Jateng. Di rumah tersebut, Ahmadi mengaku kenal baik dengan Saefudin Zuhry (tersangka teroris yang ditangkap Densus 88 di Desa Danasri LOr, Kecamatan Nusawungu, pada 21 Juni silam, red.).

Selain itu, dia mengaku mengenal Bahrudin Latif (tersangka teroris dari Desa Pasuruhan, Kecamatan Binangun, Cilacap, yang diburu Densus 88 sejak 23 Juni silam, red.).

Ahmadi mengaku hanya sebatas mengikuti pengajian di tempat Bahrudin. Dia menyatakan, sama sekali tidak mengetahui masalah jaringan teroris.

Bahkan, Ahmadi mengaku tidak mengenal sosok Noordin M Top meski selama ini dia dikabarkan sebagai kurir dari gembong teroris tersebut.

"Malam itu juga (Rabu, red.), sekitar pukul 22:00 WIB, Ahmadi yang didampingi Kadus Sigaru, dibawa ke Semarang (Polda Jateng, red.) untuk dimintai keterangan. Namun dalam perjalanan, rombongan tersebut dihadang oleh Densus 88 dan Ahmadi dibawa oleh mereka," kata Suparno.

Sementara mengenai keberadaan istri Ahmadi dan anaknya, dia mengatakan, saat ini Roikoh (34) dan anaknya, Nida Imanika (7), tinggal di rumah orang tua Ahmadi, di Desa Sikanco.

Namun hingga berita ini diturunkan, Roikoh belum berhasil ditemui karena rumah Muhroni (orang tua Ahmadi, red.) tampak tertutup rapat.  (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009