New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak naik pada Jumat waktu setempat, didukung oleh tingginya pertumbuhan optimisme bahwa resesi yang mendera ekonomi AS sembuh setelah serangkaian laporan pendapatan perusahaan menunjukkan hasil positif.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk September, naik 89 sen menjadi ditutup pada 68,05 dolar AS per barel.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan September meningkat 1,07 dolar AS menjadi mantap pada 70,32 dolar AS per barel.

Peningkatan tajam harga ini "didukung oleh sentimen positif ekonomi," dan harapan tren kenaikan terus berlanjut, kata Sen Amrita dari Barclays Capital.

Sekalipun euforia sedikit melembut, harga minyak menguat.

"Naiknya harga saham memberikan kesab tingginya agregat produksi yang berarti meningkatnya permintaan energi," kata Mike Fitzpatrick dari MF Global.

"Momentum kenaikan jangka pendek masih tampak cukup kuat, kecuali tanda-tanda pertumbuhan berkelanjutan segera muncul, yang dapat menyia-nyiakan momentum agak cepat," tambahnya.

Pasar minyak mendapat dukungan membanjirnya laporan penghasilan korporasi AS dan data ekonomi yang tidak seburuk yang dikhawatirkan karena konsumen energi terbesar di dunia itu sedang berjuang mengatasi resesi.

Minyak mentah telah memperoleh kenaikan hmpir 10 dolar AS di New York selama dua minggu.

Data positif pada ekonomi zona euro dan Jerman Jumat juga mengangkat harga minyak.

Laporan pembelian manajer menunjukkan aktivitas sektor manufaktur dan jasa di zona euro naik 46,8 poin pada Juli dari 44,6 pada Juni, merupakan yang tertinggi sejak September 2008.

Di Jerman, perekonomian terbesar Eropa, indeks iklim bisnis dari lembaga Ifo untuk Juli naik menjadi 87,3 poin, memukul ekspektasi pasar dan 86,5 poin dn naik dari 85,9 poin pada bulan Juni. Ini level tertinggi sejak November 2008.

Phil Flynn dari PFG Best Research memperingatkan bahwa kenaikan harga minyak itu tidak didukung oleh fundamental ekonomi.

"Minyak telah mengabaikan "bearish"-nya fundamental pasokan dan permintaan sebagai dasar ekspektasi dari sebuah perbaikan ekonomi yang tampaknya menjadi sedikit lebih menyenangkan," ujar Flynn.

"Setelah pon ini, harga minyak akan jatuh keras." (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009