Suphanburi (ANTARA News) - Indonesia mendominasi cabang bulutangkis perorangan pada Pesta Olahraga Pelajar ASEAN (ASEAN Schools Games/ASG) di Suphanburi, dengan menempatkan semua pemainnya pada final  ganda campuran, tunggal putri dan ganda putra.

Dengan demikian pada tiga nomor tersebut Indonesia memastikan medali emas, dan masih berpeluang menambah medali emas lagi pada nomor tunggal putra dan ganda putri.

Pertandingan final akan berlangsung Senin.

Pertandingan semifinal Minggu petang merupakan duel Indonesia-Thailand, karena semua semifinalisnya adalah pemain dari kedua negara tersebut.

Pada ganda putra pasangan Indonesia Adzka/Victor dan Iman Hoerudin/Ricky berhasil mengalahkan lawan-lawannya dan akan saling bertemu di final.

Adzka/VIcktor mengalahkan Akaren/Inkarat 24-22 19-21 21-15, sedangkan Iman/Ricky menang atas Thin/Isijart 21-17 21-14.

Demikian juga pada tunggal putri. Babak final akan mempertemukan Ganis Rahmandani dan Elizabeth, semengtara di ganda campuran dua pasangan Indonesia yakni Tunggul Warsito/Nurbeta dan Ricky/Ayu Pratiwi akan memperebutkan medali emas.

Sementara itu pada tunggal putra, Tunggul yang tampak letih setelah main di ganda campuran, harus mengakui keunggulan pemain Thailand Pisit Patcharay 12-21 14-21.

Pemain Thailand itu akan menantang finalis asal Indonesia Alrie Gunadharman yang di semifinal mengalahkan Khosit Petpratap 15-21 21-19 21-17.

Final ganda putri juga mempertemukan pemain Indonesia dan Thailand. Ayu/Melvira lolos ke final dengan mengalahkan Juratchay/Pijitcha 21-12 21-15. Namun rekannya Aulia/Nurbeta harus menyerah kepada Peewara B/Ratchonay 23-21 18-21 21-17.

Pelatih tim bulutangkis Indonesia Hadi Sugiyanto mengatakan, pada pertandingan semifinal tersebut para pemainnya tampak lebih tenang sehingga dapat menunjukkan kemampuan terbaiknya.

"Berbeda dengan waktu pertandingan beregu mereka terlihat tegang," kata Hadi.

Pada nomor beregu, tim putra dan putri Indonesia hanya mendapat perak, sedangkan emas diraih Thailand. (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009