Dari bangsawan hingga musisi

Seperti yang diprediksi, setelah start Farina, Fagioli dan Fangio melesat meninggalkan para pesaingnya, ketiganya saling berebut posisi pimpinan lomba.

Setelah 70 putaran dan hampir dua seperempat jam mengitari Silverstone, Farina lah yang keluar sebagai juara, diikuti oleh rekan satu timnya asal Italia, Fagioli yang terpaut 2,6 detik di tempat kedua.

Fangio terpaksa tersingkir dari balapan karena kerusakan pipa oli dan justru Parnell , 52 detik berselang, yang melengkapi podium untuk Alfa Romeo kendati mobilnya sempat menabrak kelinci yang melintas di trek.

Kecepatan Alfa Romeo tak dipungkiri hari itu di saat pesaing terdekat mereka, Giraud-Cabantous dari tim Talbot, terpaut dua putaran di belakang.
 
Grand Prix Britania di Sirkuit Silverstone (13 Mei 1950) (ANTARA/HO-Fiat Chrysler Automobiles/fcaemea.com)


Menariknya, di balapan yang ditonton oleh keluarga kerajaan itu, ada pula sejumlah pebalap dari kaum bangsawan yang turut ambil bagian.

Di antara 21 pebalap yang start, ada Pangeran Birabongse Bhanudej Bhanubandh atau yang lebih dikenal dengan Pangeran Bira, seorang pebalap terkenal dan anggota kerajaan Thailand.

Bira start dari P5 namun gagal menyelesaikan lomba karena kehabisan bahan bakar.

Kemudian ada bangsawan dari Swiss, Baron Emmanuel "Toulo" de Graffenried, yang memenangi edisi Grand Prix Britania 1949 di era pra-kejuaraan dunia.

Satu nasib dengan Bira, mobil Maserati de Graffenried juga tak finis karena masalah mesin.

Selain keluarga bangsawan, seorang musisi jazz terkenal di masanya ikut ambil bagian. Johnny Claes namanya.

Pria kelahiran Inggris berkewarganegaraan Belgia itu mengawali lomba dari posisi start paling belakang namun mampu finis P11, kendati terpaut enam putaran dari sang juara.

Para peserta...
 

Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020