Tokyo (ANTARA News/AFP) - Pemimpin etnis Uighur China di pengasingan, Rebiya Kadeer, akan mengunjungi Jepang pekan ini, kata para pendukungnya, Senin, yang membuat China marah dan mencap dia "penjahat".

Rebiya, Ketua Kongres Uighur Dunia yang bermarkas di AS, berencana bertemu dengan para anggota Partai Demokrat Liberal selama kunjungan lima harinya mulai Selasa dan memberikan keterangan kepada wartawan, Rabu.

Pengumuman itu dibuat oleh para pejabat cabang Jepang kelompok Uighur, yang mengatakan Rebiya berencana meminta dukungan bagi minoritas Uighur Muslim setelah bentrokan berdarah di wilayah Xinjiang, China.

Dubes China untuk Jepang, Cui Tiankai, menyampaikan kecaman Beijing terhadap kunjungan yang direncanakan itu dalam wawancara dengan kantor berita Kyodo dan media lain, dan mengisyaratkan bahwa hubungan antara kedua negara dapat terganggu.

"Dia adalah penjahat," katanya seperti dikutip Kyodo, mempersamakan dia dengan pemimpin yang berada di belakang serangan gas sarin di kereta api bawah tanah Tokyo tahun 1995.

Beijing menuduh Rebiya mendalangi kerusuhan antara etnis Uighur dan Han China yang meletus di Xinjiang 5 Juli yang menewaskan lebih dari 190 orang, namun dia membantah tuduhan-tuduhan itu.

Rebiya mendekam selama enam tahun di penjara China sebelum dibebaskan atas desakan Amerika Serikat pada 2005.

Pemerintah Jepang mengatakan kematian yang disebabkan aksi kekerasan di Xinjiang itu "sangat disesalkan" dan menyerukan dilakukan penyelesaian damai konflik itu. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009