Pekanbaru (ANTARA News) - Tim dokter RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Riau, menyatakan kondisi bayi berkepala dua dari Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) belum melewati masa kritis hingga hari keempat masa perawatan.

"Secara medis bayi belum melewati masa kritis, tim dokter masih terus melakukan pengawasan optimal," kata juru bicara tim dokter RSUD Arifin Achmad, dr Tubagus Odih, spBA di Pekanbaru, Senin.

Dokter spesialis bedah anak ini mengatakan bayi tersebut masih membutuhkan bantuan alat pernafasan khusus (CPAP) untuk menstabilkan kandungan oksigen di dalam darah. Hingga kini kandungan oksigen bayi masih di bawah normal yang seharusnya 95-100 persen.

Ia mengatakan, kondisi dua individu yang tergabung dalam satu badan itu masih sama-sama lemah. Meski begitu, lanjutnya, terdapat peningkatan kadar oksigen cukup signifikan dari salah satu bayi kembar itu.

"Satu bayi kadar oksigennya sudah mencapai 91 persen, sedangkan yang satu lagi masih di bawah 90 persen," ujarnya.

Selain itu, ia juga mengatakan, sang bayi hingga kini juga belum bisa diberikan ASI. Karena itu, tim dokter memasukkan nutrisi pengganti makanan ke dalam tubuh bayi melalui akses pembuluh darah utama (vena central) dengan menggunakan selang.

Melihat kondisi tersebut, ujarnya, tim dokter hingga kini belum bisa melakukan observasi organ tubuh bagian dalam menggunakan CT Scan. Bantuan medis yang bisa diberikan hanya sebatas menjaga kelangsungan hidup (life support) sang bayi.

"CT Scan sampai saat ini masih belum bisa kita lakukan, jadi kita belum tahu berapa jantung, paru-paru dan limpa bayi. Nanti kalau sudah memungkinkan baru kita lakukan," katanya.

Bayi berkepala dua tersebut merupakan anak pertama dari pasangan Badrun (33) dan Nurhayati (23), warga RT 3 Desa Belanta Raya, Kecamatan Gaung, Kabupaten Inhil.

Bayi berkepala dua itu dilahirkan dengan selamat di RSUD Puri Husada di Tembilahan, Inhil, melalui operasi cesar pada Kamis malam (23/7) sekitar pukul 20.45 WIB. Saat lahir, bayi ini memiliki bobot 3.200 gram, dengan panjang 43 sentimeter.

Bayi malang tersebut kini masih dirawat secara intensif di ruang Perimatologi RSUD Pekanbaru sejak tanggal 24 Juli lalu. Tim khusus yang terdiri dari enam dokter spesialis secara intensif merawat bayi tersebut.

Tim dokter menyatakan, bayi yang belum sempat diberi nama itu merupakan kembar siam jenis conjoined twins parapagus dicephalus tetrabrachius yang berarti bayi kembar dengan dua kepala, empat lengan, dua tulang belakang dan rongga dada yang menyatu. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009