Tembilahan (ANTARA News) - Ibu bayi berkepala dua asal Indragiri Hilir, Riau, Nurhayati (23) sangat menginginkan anaknya segera pulang ke pangkuannya karena sejak dilahirkan, ia belum dapat memeluk bayinya. Nurhayati juga ingin segera memberi nama bayinya.

"Saya ingin mereka cepat membaik dan segera dapat dibawa pulang. Bagaimanapun kondisinya kami siap merawatnya sebab ia anak kami," ujar Nurhayati ketika ditemui ANTARA News, Senin, di ruangan perawatan RSUD Puri Husada Tembilahan.

Menurut warga RT 3 Desa Belanta Raya, Kecamatan Gaung ini, saat pertama kali ia melihat anaknya tersebut ketika akan dibawa ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru pada Jumat (24/7) siang , ia tidak merasa kaget melihat anaknya berkepala dua karena walau bagaimanapun itu merupakan ketentuan dari Allah SWT yang harus diterimanya.

Namun, ia tidak dapat menyembunyikan kesedihannya, sebagai ibu ia sangat berat berpisah dengan buah hatinya yang telah lama diidamkannya itu. Ia sangat rindu dan ingin bertemu serta memeluk anaknya.

"Saya senang ia bisa dirawat, kami berharap ia cepat sembuh," imbuhnya.

Sedangkan mengenai nama anaknya tersebut, Nurhayati mengakui belum sempat memikirkan namanya. Bahkan, saat anaknya masih di kandungan pun ia belum memikirkan nama untuk buah hati yang telah lama dinantikannya itu, walaupun ia sangat berkeinginan memberikan nama bayi lelakinya itu.

"Namanya satu atau dua ya, karena kan kepalanya dua," ujarnya balik bertanya.

Terkait dengan kondisi Nurhayati, menurut dokter yang menangani operasinya dr Alfianes Sp.OG bahwa secara medis saat ini kondisinya sudah bisa dibawa pulang.

"Namun dikarenakan ia masih menunggu suaminya dan tidak ada keluarganya di sini, maka kita sarankan tetap berada disini. Karena kalau pulang kan juga kampungnya cukup jauh," ucap Alfianes.

Sedangkan mengenai biaya operasi dan perawatannya selama berada di RSUD Puri Husada itu ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir. Karena yang bersangkutan termasuk dari kalangan kurang mampu, dengan menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari kepala desa Belantaraya dan diketahui camat Gaung.

"Seluruh biaya operasi dan perawatan yang bersangkutan selama berada di rumah sakit, ditanggung oleh APBD II Kabupaten Inhil. Karena yang bersangkutan tidak menggunakan Jamkesmas, maka cukup menggunakan SKTM yang telah kita terima," ujar Direktur RSUD Puri Husada Tembilahan, Rasul Alim M.Kes. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009