Jakarta (ANTARA News) - Kesalahan manusia (human error) merupakan faktor terbesar penyebab kecelakaan pesawat, bukan saja di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia, kata pakar mesin pesawat Prof Dr Mardjono Siswosumarno.

"Namun sulit memastikan berapa besarnya dibanding faktor lain seperti faktor mesin, atau faktor alam," kata dia usai pidato inaugurasi untuk menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) berjudul "Penyelidikan Pesawat Terbang sebagai Usaha untuk Meningkatkan Keselamatan Transportasi: Konsep Dasar dan Teknik Penyelidikan" di Jakarta, Selasa.

Ia mengungkapkan, sejak 1999 hingga 2007 terjadi kenaikan jumlah penumpang pesawat udara sampai enam kali lipat dan sekarang sudah lebih dari 37 juta penumpang per tahun yang dilayani berbagai maskapai di Indonesia.

"Implikasinya terjadi rekruitmen pilot dan awak lainnya sampai ke mekaniknya berlipat kali dalam waktu pendek. Tetapi yang junior dengan pengalamannya ini tentu belum sebaik seniornya," ujar anggota Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) itu.

Kurangnya SDM berpengalaman ini, menurut dia, bukan hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia.

Meski faktor human error sebagai penyebab kecelakaan terbanyak, namun menurut Madjono kecelakaan juga kadang disebabkan kombinasi dengan faktor lainnya.

Ia mencontohkan, kecelakaan pesawat Adam Air di perairan Majene, selain kegagalan pilot mengatasi permasalahan, juga adanya alat navigasi yang rusak dan sudah dikeluhkan pilot-pilot sebelumnya sebanyak 154 kali namun tidak ditanggapi.

Ia juga mencontohkan, jatuhnya pesawat Mandala di Medan karena kegagalan take-off, diisukan jatuh akibat membawa dua ton durian.

"Kalau membawa dua ton tidak overload tidak apa-apa, tetapi bukti-bukti menunjukkan adanya penyimpangan pada alat di belakang sayap yang dimundurkan agar sayap menjadi bisa lebih panjang dan menambah daya angkat, " katanya.

Mardjono yang dalam inaugurasinya didampingi Ketua AIPI Prof Sangkot Marzuki PhD, juga mengatakan, bahwa usia pesawat yang tua bukanlah penyebab utama dari seringnya kecelakaan pesawat milik TNI akhir-akhir ini,

"Pesawat tua kalau perawatannya baik, tidak apa-apa. Tapi harus diketahui, semakin tua usia suatu mesin, maka membutuhkan perawatan yang semakin intensif dengan biaya perawatan yang juga semakin tinggi," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009