New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak mentah berbalik pada Selasa waktu setempat, dan bergerak turun karena beberapa optimisme baru terhadap ekonomi Amerika Serikat terpukul oleh lemahnya hasil survei kepercayaan konsumen.

Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah "light sweet" untuk pengiriman September, merosot 1,15 dolar AS menjadi ditutup pada 67,23 dolar AS per barel.

Minyak mentah "Brent North Sea" untuk pengiriman September turun 93 sen menjadi menetap di 69,88 dolar AS per barel.

Setelah meningkat kuat dalam dua pekan terakhir, harga minyak turun di tengah kekhawatiran baru pada prospek ekonomi, setelah laporan keyakinan konsumen lebih lemah daripada yang diharapkan.

Kepercayaan konsumen AS jatuh untuk kali kedua bulan berturut-turut pada Juli, karena kesulitan pasar kerja menekan sentimen, kata sebuah lembaga riset swasta Conference Board.

Perusahaan riset bisnis itu mengatakan, indeks kepercayaan konsumen jatuh menjadi 46,6 dari 49,3 pada bulan Juni, setelah mencapai puncak tertinggi delapan bulan 54,8 pada bulan Mei. Angka ini lebih lemah dari ekspektasi analis 49,0.

Survei "menggaris bawahi bahwa jika ini adalah sebuah pemulihan, itu sangat lemah salah satu cirinya sering kali jatuh sakit lagi. Dua langkah maju, satu langkah mundur," kata analis Capital Economics, Paul Ashworth.

"Ada yang tidak akan bermakna pada pemulihan ekonomi di Amerika Serikat sampai ke konsumen mulai membelanjkan lebih bebas lagi."

Ini menurut sebuah laporan dari Standard & Poor`s/laporan Case-Shiller yang menampilkan sedikit kenaikan dalam harga rumah di kota-kota besar AS.

Tetapi David Rosenberg, kepala ekonom di Gluskin Sheff & Associates, mengatakan itu terlalu cepat untuk menyebutkan sebuah rebound (berbalik naik).

"Stabilisasi harga perumahan real estate adalh mutlak sebuah bahan penting dalam transisi keluar dari resesi, meskipun persediaan masih jauh terlalu tinggi untuk menjamin kemajuan yang berkelanjutan," katanya.

"Bottoming adalah satu hal, booming sangat lain."

Tetapi Mike Fitzpatrick dari MF Global mengatakan, kemunduran harga minyak mungkin sebuah jeda di tengah kenaikan karena pemulihan ekonomi.

"Terlalu melengkungnya tema di pasar minyak telah menyebarkan optimisme bahwa resesi telah atau dekat dengan posisi terbawahnya dan pemulihan akan segera membawa meningkatnya permintaan minyak dan produk minyak," katanya

"Sedangkan sentimen tidak benar-benar sesuai dengan fundamental, maka itu akan menjadikannya agak suram dan membosankan setelah pasar mengubah pemikiran yang memicu sebuah pembalikan, dan selanjutnya, jalan terlihat terbuka menjadi 75 atau 80 dolar AS."

Sementara itu, para pedagang melihat ke depan pada laporan mingguan persediaan minyak dari Departemen Energi, pemerintah Amerika Serikat yang akan diumumkan pada Rabu.

Para analis berharap sebuah penurunan stok minyak mentah dan meningkatnya produk sulingan minyak.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009