Sidoarjo (ANTARA News) - Ratusan petambak dari kelompok tani tambak Jabon Lor, mendatangi Bupati Sidoarjo, Win Hendrarso di Pendopo Kabupaten untuk memprotes pembuangan air lumpur Lapindo ke sungai Ketapang.
 
Koordinator aksi, Suharsono, Kamis, mengatakan, akibat adanya pembuangan lumpur ke Kali Ketapang, banyak tambak warga yang ikut tercemari.

"Hal ini membuat banyak udang windu dan ikan bandeng milik warga dalam tambak mati. Petambak banyak yang merugi akibat panen dini," katanya.

Ia mengemukakan, petambak menuntut agar pembuangan air lumpur Lapindo dihentikan sekarang juga. Sebab, pembuangan air lumpur Lapindo mencemari sungai Ketapang dan Kali Alu yang selama ini digunakan petambak untuk mengairi tambak.

"Padahal pembuangan itu tidak ada dalam Perpres. Kenapa pemerintah dan pihak terkait membiarkan dan seakan-akan merestui pembuangan air lumpur Lapindo yang banyak merugikan ratusan hektar di Jabon dan tambak kecamatan yang lainnya," katanya

Sementara itu, Bupati Sidoarjo, Win Hendrarso, mengatakan akan menyalurkan aspirasi masyarakat ini kepada pihak yang berkompeten.

"Kami akan menyampaikan aspirasi anda semua kepada pihak yang berkompeten. Selain itu, kami juga akan mengundang pihak terkait untuk membahas masalah ini. Pasti ada solusinya, dan musyawarah adalah jalan yang terbaik," katanya.

Usai mendatangi pendopo kabupaten, ratusan petambak Lor meneruskan aksinya dengan cara menutupi gorong-gorong yang menyalurkan pembuangan air lumpur ke kali Ketapang.

Massa secara bergotong royong mengambil bebatuan baik ukuran besar dan kecil kemudian ditumpahkan ke lubang saluran. Semua batu ditaruh untuk menyumbat aliran air yang menghubungkan air dari kolam lumpur Ketapang menuju ke sungai Ketapang.

Aksi penyumbatan dilakukan karena pembuangan lumpur ke kali Ketapang masih terus terjadi, padahal pembuangan tersebut membuat kali Ketapang tercemar dan meracuni tambak di sepanjang kali Ketapang.

"Kami tidak bisa panen gara-gara lumpur masih dibuang," kata Suharsono.

Aksi penyumbatan ini disaksikan oleh aparat keamanan dan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), namun tidak bisa berbuat banyak karena tidak berbuat banyak. Sementara aparat hanya mengamankan dan melakukan pencegahan.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009