Kupang (ANTARA News) - Sekitar lima persen pelajar di Nusa Tenggara Timur (NTT), terinveksi HIV/AIDS. Dari total 581 kasus pengidap penyakit mematikan ini, 11 persen dikategorikan berada pada kisaran usia remaja 15- 24 tahun

"Persentase pelajar yang terinveksi kasus HIV-AIDS tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan PKBI NTT sejak tahun 2006- 2008 terhadap remaja sekolah, baik di perdesaan maupun di perkotaan. Selain itu ditemukan juga persentase hubungan seks pre-marital yang cukup tinggi yakni berkisar antara 29,5 - 31,3 persen," kata Direktur Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) NTT, Markus Ali Brandi di Kupang, Kamis.

Menurut Ali Brandi, salah satu indikasi remaja telah memulai aktivitas seksual dini adalah adanya kasus HIV-AIDS pada usia remaja dan berstatus pelajar/mahasiswa di NTT. Fenomena ini mesti diwaspadai oleh remaja karena epidemi HIV-AIDS sesungguhnya adalah sebuah epidemi perilaku," kata Ali Brandi.

Dikatakan, berbagai penelitian juga telah membuktikan bahwa banyak remaja telah melakukan hubungan seks di usia yang sangat belia. Bahkan diantara mereka ada yang sudah membeli seks komersial di lokasi pekerja seks. Ini menunjukkan remaja saat ini sudah sangat permisif terhadap seks. Aktivitas seksual yang telah dilakukan kalangan remaja telah terbukti membawa remaja kepada situasi yang sangat kompleks.

"Mengingat situasi kesehatan remaja terutama kesehatan reproduksi dan seksualitas saat ini sudah mengkhawatirkan, remaja harus menanamkan sikap saling mendukung, saling mendidik dan saling menyelamatkan sebagai sesama sebaya remaja. Karena perilaku remaja seperti itu berpotensi terpapar sebagai penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks. Misalkan, sipilis dan HIV-AIDS," katanya.

Tentang tindakan yang telah diambil terhadap para remaja yang terinveksi HIV-AIDS dimaksud, Ali Brandi mengatakan, telah melakukan pendampingan. Selain itu, melakukan sosialisasi secara periodik kepada para remaja di Kota Kupang dan sekitarnya tentang bahaya HIV-AIDS. Diharapkan, dengan pengetahuan yang ada, para remaja tidak melakukan hubungan seks pra nikah.

Pada kesempatan itu Ali Brandi mengajak semua remaja NTT untuk bahu-membahu mencaritahu informasi tentang kesehatan reproduksi, seksualitas termasuk HIV-AIDS dan narkoba.

"Langkah ini diambil sebagai benteng awal untuk membentuk sikap dan perilaku. Dengan demikian diharapkan bisa mendidik sesama sebaya remaja agar terhindar dari epidemi HIV-AIDS," katanya.

Sementara itu, program Manager HIV-AIDS PKBI NTT, Jhon Ladjar menyampaikan, saat ini pihaknya sedang melakukan penanganan terhadap orang dengan HIV-AIDS (Odha). Untuk tahap awal, kegiatannya terpusat di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Diharapkan, dengan kegiatan tersebut, odha anak mendapat perhatian dan pelayanan yang memadai. Jumlah odha anak yang sudah terdata saat ini sebanyak 34 orang dengan usia 0- 24 tahun.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009