Jakarta (ANTARA News) - Mantan sprinter 100 meter Mardi Lestari menilai pemberian bonus bagi atlet hanya memanjakan atlet semata dan kurang memacu bagi atlet untuk berprestasi jauh lebih baik lagi.

"Saya kira pemberian bonus itu malah buruk pengaruhnya. Pada zaman saya jadi atlet, saya mempunyai prinsip tak akan pernah meminta sesuatu kepada orang lain kalau tak diberi. Tapi ketika rejeki datang, maka jangan ditolak. Itu prinsip yang diajarkan oleh orang tua saya," ujar Mardi Lestari di Jakarta, Sabtu.

Mardi yang hingga kini masih memegang rekor 100 meter dengan catatan waktu 10,20 detik yang dibukukannya pada PON 1989, merasa prihatin dengan sikap para atlet sekarang dimana mereka telah begitu dimanjakan oleh banyak pihak tetapi tak memiliki motivasi yang kuat.

Ia menceritakan, motivasi awalnya berangkat ke Jakarta untuk berlomba atletik adalah karena ingin mencoba menaiki pesawat terbang.

"Waktu itu awal tujuan saya adalah kepingin berangkat ke Jakarta naik pesawat gratis. Biasanya yang gratis-gratis itu enak," ungkapnya.

Mardi yang mengaku pernah menggandrungi cabang bola voli, sepak bola dan bulutangkis, awalnya berlomba di arena untuk mewakili kejuaraan tingkat pelajar. Ketika 1986 ia masih ikut lomba lari perayaan 17 Agustusan dengan lintasan yang menggunakan tali dan telanjang kaki.

Namun saat di SMA ia sudah tampil menjadi juara pertama, ikut POPSI 1986 di Medan pun meraih medali emas.

"Waktu itu saya sangat ingin ke Jakarta. Dalam seleksi yang dilakukan di Medan pun saya keluar sebagai nomor 1. Namun karena pada saat itu fanatisme kedaerahan masih kental, saya sampai ditest tiga kali," katanya.

Setiba di Jakarta, Mardi kemudian mengikuti Kejuaraan ASEAN dan Kejuaraan Junior Asia. Tanpa diduga, Mardi pun berhasil merebut medali emas di junior Asia.

"Waktu itu pekerjaan atlet hanyalah berlatih, makan, tidur dan bekerja," tutur Mardi Lestari yang pernah dijuluki wonder boy oleh seniornya M. Sarengat setelah berhasil memecahkan rekor 10,20 detik pada PON 1989 dan hingga kini belum terpecahkan.

Meski demikian Mardi Lestari yang kini menjadi karyawan Bank Sumut di Medan masih tetap hidup bersahaja.

"Kejarlah prestasi setinggi-tingginya. Tapi bagi Anda yang berprestasi janganlah merasa besar diri, karena prestasi itu tak akan lama." Demikian Mardi Lestari.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009