Garut (ANTARA News) - Limbah cair (air destilat) dan padat, yang bersumber dari produk pengolahan minyak akar wangi di Kabupaten Garut, memiliki banyak manfaat bahkan bernilai ekonomi cukup tinggi, jika maksimal dilakukan upaya pengolahannya.

Dr Meika Syahbana Rusli dari Inkubator Bisnis Institut Pertanian Bogor (IPB) mengemukakan Sabtu di Garut, Jabar, bahwa limbah cair berwarna seperti susu ternyata mengandung minyak dalam jumlah sangat kecil, namun dapat dipakai sebagai air dalam penyulingan selanjutnya.

Bahkan kandungan minyak itu, dapat dipisahkan dengan "salting out" (pendinginan) juga dengan upaya oil seperator yang disusun secara seri, ungkapnya ketika mempresentasikan teknologi penyulingan minyak akar wangi yang menguntungkan, bagi para petani dan penyuling komoditi tersebut.

Sedangkan hasil pengolahan limbah padatnya, berupa ampas akar jika tidak gosong (berwarna hitam) bisa digunakan sebagai bahan bakar pada awal penyulingan atau bahan bakar pembuatan bata merah.

Kemudian bisa digiling sebagai bahan baku papan peredam suara, pembuatan papan (hardboard) serta dapat digunakan sebagai bahan baku kertas, karena mengandung "selulosa" tinggi, katanya.

Namun diperlukan persyaratan personil pengolahan produk minyak akar wangi tersebut, terdiri berkompeten mengoperasikan peralatan penyulingan, juga perusahaan memiliki kebijakan dan prosedur untuk mengidentifikasi dan menyelenggarakan pelatihan.

Selain itu, membuat program pelatihan yang relevan, menetapkan uraian tugas dan kewenangan tertentu kepada personil tertentu, memberikan kewenangan kepada personil untuk tugas tertentu, serta memelihara dan merekam kompetensi, keterampilan, pendidikan dan kualifikasi semua personil.

Diingatkan, faktor yang mempengaruhi rendemen dan mutu minyak akar wangi meliputi, kondisi tanaman, penanganan bahan olah, pengolahan, penanganan hasil olah serta pengangkutan dan pengapalan, dengan peralatan pasca panen, ketel suling, kondensor/pipa pendingin, bak air pendingin, unit pemisahan minyak serta tungku, ujar Meika Syahbana Rusli.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009