New York (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon menyatakan  duka citanya yang mendalam atas meninggalnya mantan presiden Filipina Corazon `Cory` Aquino.

Presiden perempuan pertama di Filipina itu disebut Ban sebagai sosok yang memiliki "keberanian luar biasa serta peranan penting dalam pemulihan dan konsolidasi demokrasi di Filipina.

"Ibu Aquino akan dikenang sebagai mercu suar demokrasi, tidak hanya di Filipina, tetap juga di seluruh dunia," kata Ban seperti dikutip juru bicaranya di New York, Sabtu.

Sekjen PBB juga menyampaikan rasa duka citanya kepada keluarga Aquino serta pemerintah dan rakyat Filipina atas meninggalnya Cory.

Cory, yang memerintah Filipina pada tahun 1986 hingga 1992, menghembuskan nafas terakhir pada hari Sabtu dalam umur 76 tahun.

Menurut pemberitaan media, Cory sebelumnya sempat menjalani perawatan di rumah sakit selama lebih dari satu bulan karena menderita kanker usus besar. Presiden Filipina saat ini, Gloria Macapagal Arroyo, menyatakan hari berkabung nasional selama 10 hari sebagai tanda duka cita negara tersebut atas kepergian Cory Aquino.

Presiden Filipina saat ini, Gloria Macapagal Arroyo, menyatakan hari berkabung nasional selama 10 hari sebagai tanda duka cita negara tersebut atas kepergian Cory Aquino.

Janda pemimpin oposisi Benigno Aquino itu muncul sebagai sosok sangat berpengaruh ketika rakyat Filipina menggelar gerakan kekuatan rakyat tahun 1986 hingga menjatuhkan presiden sebelumnya yang dianggap banyak kalangan sebagai diktator, Ferdinand Marcos.(*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009