Balikpapan (ANTARA News) - Mantan atlet otomotif Chepot Hani Wiano (60) menyatakan amat salut dengan Sean Gelael yang memasuki usia 13 tahun dan tampil sebagai juara Reli Borneo 2009 di Kaltim, Minggu, sehingga ia mengatakan si belia kelas 2 SMP itu berbakat menjadi pereli dunia.

"Ia amat disiplin. Atlet besar harus didahului kemauan besar dalam dirinya dan dasarnya adalah disiplin. Saya melihat disiplin mulai tertanam dalam dirinya," kata Chepot, atlet serba bisa dalam cabang otomotif dan mantan penyelam nasional pada era 70-80-an ketika ditanya komentarnya tentang Sean, Minggu.

"Hal lain yang saya lihat, sejak kecil ia mencintai olahraga speed atau cepat. Ia mendapat dukungan penuh dari ayahnya yang juga pereli nasional. Sekarang hal itu sudah kelihatan, apalagi mitranya dalam berlomba selalu orang bule, bahkan juara Asia Pasifik dan juara dunia, seperti Cody Crocker dan Tony Sircombe," kata Chepot yang juga pernah mencicipi Formula 3 di berbagai negara.

Chepot menuturkan, dalam usia relatif amat muda, Sean yang mengawali karirnya dari go-kart, sudah mampu menjadi navigator bahkan juara nasional pada 2008, serta dengan sigap mengemudikan mobil reli yang biasanya dikendarai pereli tangguh di ajang kejuaraan dunia.

"Itu kan amat luar biasa. Saya ngomong yang benar, bukan karena ayahnya teman saya. Kalau ia diarahkan terus, skilnya diasah dan fisiknya dibuat mampu mendukung lomba keras itu, saya yakin ia akan menjadi pereli internasional," kata Chepot, atlet seangkatan Tinton Soeprapto, Aswin Bahar, Mamay Kusmayadi dan yang lainnya.

Cody yang menjadi driver Sean di Kaltim berujar, dalam usia yang amat muda, Sean menjadi pemuda yang amat fantastis kerena mampu menikmati olahraga keras itu seperti apa yang dilakukan orang yang sudah dewasa, bahkan tak ubahnya seperti apa yang diperbuat pereli professional.

"Saya pribadi amat memperhatikannya. Saya hanya dapat mengatakan fantastis. Kini kemahirannya semakin berkembang, baik untuk membuat pace-note maupun untuk mengemudi," tutur Cody, pereli Australia yang juara hatrik APRC (Asia Pasifik).

Sedangkan Tony Sircombe yang juara PWRC 2006 mengatakan Sean masih terlalu muda untuk dapat diprediksi tentang masa depannya.

"Masih amat banyak yang harus dilakukan. Tapi yang jelas ia mencintai olahraga ini, sehingga bukan tidak mungkin ia menjadi pereli tangguh kelak," kata Sircombe asal Selandia Baru.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009