Bengkulu (ANTARA News) - Para pedagang musiman bendera di Bengkulu rata-rata meraup keuntungan antara Rp8 juta hingga Rp10 juta.

"Masa penjualan bendera itu paling lama satu bulan antara tanggal 16 Juli s/d 16 Agustus, kami bisa meraup keuntungan antara Rp8 juta hingga Rp10 juta" kata Masriadi, salah seorang penjual bendera di Bengkulu, Senin.

Dikatakan, sebenarnya permulaan berjualan bendera cukup pada 1 Agustus setiap tahun dan berakhir tanggal 16 Agustus, karena pada 17 Agustus bendera sudah tidak laku dijual, karena semua orang dan lembaga atau institusi sudah punya bendera.

Tetapi kalau mulai berjualan pada 16 Juli pun sebenarnya tak ada masalah. Tujuannya secara tak langsung untuk memberi tahu kepada masyarakat kalau mau membeli bendera ada yang menjualnya.

Hanya saja, menurut Masriadi, kalau berjualan terlalu cepat, harus siap mental menghadapi kondisi yang tak nyaman, misalnya bendera yang dijual tidak dibeli orang selembar pun.

Menurut dia, usaha musiman ini cukup menjanjikan. Dalam tempo hanya setengah bulan bisa meraup keuntungan sampai Rp10 juta, sangat membantu keuangan keluarga.

"Menurut saya, berjualan bendera cukup menguntungkan seperti ukuran 10 meter saya bisa menjualnya dengan harga Rp350 ribu. Padahal modalnya cuma Rp125 ribu. Sepuluh lembar saja saya sudah dapat untung Rp2 juta lebih," katanya.

Lelaki yang memasok bendera dari Garut, Jawa Barat ini pada 2007 menjual bendera khusus di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu berjarak 270 Km dari Kota Bengkulu atau arah Sumatera Barat. Di Mukomuko dia mendapat keuntungan bersih Rp8 juta.

Di Mukomuko waktu dia mengambil barang dari Garut senilai Rp9 juta yang pembayarannya dilakukan pada 17 Agustus sehabis masa berjualan di Mukomuko.

"Artinya, saya berjualan bendera tanpa modal sepeser pun," katanya.

Pada 2008 Masriadi kembali meraih keuntungan bersih hasil berjualan bendera sebesar Rp10 juta.

Pada 2008 ini cara yang dilakukan berbeda, yaitu dengan melakukan order bendera kepada Pemko Bengkulu yang menyetujui membeli 1.000 bendera merah putih dan 200 umbul-umbul.

"Sepuluh juta itu bersih. Saya sudah bisa menyisihkan sebagian keuntungan kepada orang yang memberi order atau membantu proses mendapatkan order dan pencairan dana," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009