Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pedagang musiman yang berjualan kulit ketupat dan janur mulai memadati area di sekitar Pasar Palmerah yang terletak di Jalan Palmerah Barat, Jakarta Barat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.

“Saya sudah berjualan dari lima hari sebelum Lebaran, sampai malam takbiran lah di sini,” kata Ahmad, seorang pedagang asal Serang Banten ketika ditemui ANTARA di pinggir jalan depan Pasar Pisang, Jakarta, Senin.

Ahmad yang sehari-harinya aktif berdagang sebagai ahli dekorasi janur di Pasar Rawa Belong itu menuturkan sebagai pedagang musiman ia dan pedagang lainnya membuka lapak sampai malam hari.

Dalam pantauan ANTARA di lapangan, ada sekitar lebih dari 30 pedagang menggelar barang jualannya di lokasi yang sama.

“Kalau di sini kami pedagang musiman, tidur dan bangun kerja hari-hari ya di sini. Kan buka terus,” ujarnya.

Baca juga: Kulit ketupat dari daun pandan makin diminati, hanya Rp12.500

Baca juga: Penjual kulit ketupat mulai padati Pasar Klender


Adapun barang yang dijual yakni daun janur berwarna kekuningan dan kulit ketupat yang berasal dari daun pohon kelapa muda. Para pembeli yang berminat bisa mengeluarkan dana sebesar Rp7 ribu hingga Rp10 ribu untuk 10 buah kulit ketupat.

Sementara untuk seikat janur yang berisi sekitar 30 sampai 40 daun dapat dibeli seharga Rp5 ribu hingga Rp10 ribu.

Ahmad mengatakan dalam sehari ia bisa meraup pendapatan sebanyak Rp500 ribu per hari. Namun, ada waktu di mana pendapatan pedagang berkurang karena intensitas pembelian yang tidak menentu.

Pedagang lain yang bernama Suminta, turut mengatakan besar pendapatan tersebut tidak bisa terlepas dari situasi jual-beli yang saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan masa pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu.

Menurut dia selama adanya pembatasan hanya sedikit pedagang yang berani menggelar dagangannya, pembeli pun takut untuk melihat-lihat meski hanya dalam waktu yang singkat. Pasokan barang yang tersedia di Jakarta juga lebih sedikit dibanding hari-hari biasa.

Akibatnya, pedagang sempat menaikkan harga lebih tinggi seperti 10 kulit ketupat yang dihargai sampai Rp40 ribu pada masa itu.

Namun kini, Suminta mengatakan para pedagang bisa membawa puluhan ribu kulit ketupat dan janur dari pemasok dalam jumlah yang besar secara leluasa, tergantung dari modal yang dimiliki oleh pedagang.

“Tergantung modal yang dipunya ya, kayak saya itu sekarang lagi bawa kulit ketupat dari pemasok yang ada di Serang, Banten beli Rp3 juta. Kalau buatnya sehari-hari sesuai keuletan saja ya. Saya biasa bisa jadi 1.000 kulit ketupat per hari,” ucap Suminta.

Sementara itu, warga asal Kemanggisan bernama Dina menyatakan senang berkunjung ke sentra kulit ketupat tersebut karena lokasinya cukup dekat dari rumah.

Di sisi lain, harga kulit ketupat yang ditetapkan pedagang dinilainya tidak terlalu mahal untuk masyarakat.

“Ini saya beli ketupat per 10 bijinya dikasih harga Rp7 ribu. Saya beli dua ikat, beli di sini karena harganya lebih murah ya, kalau di tempat lain itu bisa beda Rp2 ribu sampai Rp3 ribu. Dari rumah jaraknya juga lumayan dekat,” kata Dina.

Baca juga: 380 Kg Beras Untuk 15 Ribu Ketupat

Baca juga: Menu Lebaran - Sayur Godog Lebaran ala Chef Bahran


Baca juga: Opor Ayam andalan Batusangkar
 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024