Cairns, Australia, (ANTARA News) - Perdana Menteri Australia Kevin Rudd, Selasa, berikrar tidak akan menarik pasukannya dari Afghanistan meskipun ada pernyataan dari satu komplotan kelompok garis keras yang ditargetkan pada pangkalan militer di Australia.

Rudd mengakui operasi Afghanistan, yang diklaim telah menewaskan 11 prajurit Australia pada bulan lalu, adalah suatu tindakan "tidak populer", namun dia mengatakan hal itu perlu dilakukan untuk memutus peluang pelatihan kelompok gerilyawan.

"Ini adalah suatu hal yang sulit dan pertempuran terus berlangsung di Afghanistan, dan saya bisa menerima hal itu," kata Rudd kepada wartawan.

"Saya juga bisa menerima bahwa tindakan itu tidak populer. Namun jika kami tidak mengatasi ancaman terorisme di berbagai tingkatan, kami harus memberantas tempat para pelaku teror itu dilatih."

Rudd menyampaikan pernyataan tersebut setelah empat orang ditahan, dalam serangkaian serangan anti-teror di Melbourne yang menggagalkan upaya komplotan serangan bunuh diri terhadap pangkalan militer Australia dengan senjata otomatis.

Ia mengatakan penahanan tersebut tidak ada kaitannya dengan pemboman hotel di Jakarta bulan lalu, yang menewaskan tujuh orang termasuk tiga warga Australia.

Namun ia menambahkan bahwa "perkembangan yang terjadi saat ini mengingatkan kepada semua warga Australia bahwa ancaman terorisme masih ada dan ini meminta diteruskannya kewaspadaan terhadap keamanan kita."

Australia mengirim sekitar 1.550 tentara di Australia, tempat seorang pemuda di antaranya tewas dalam pemboman pinggir jalan bulan lalu, demikian dikutip dari AFP.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009