Yogyakarta (ANTARA) - Jumlah pendatang yang masuk ke Kota Yogyakarta sejak awal Mei 2020 cenderung menurun menurut data pendatang di Bagian Tata Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kota Yogyakarta.

"Dimungkinkan hal ini berkaitan dengan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah dan larangan mudik," kata Kepala Bagian Tata Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Yogyakarta Octo Noor Arafat di Yogyakarta, Senin.

Menurut data pemerintah kota, sejak awal Mei jumlah pendatang yang masuk ke Kota Yogyakarta setiap hari hanya bertambah tiga hingga lima orang. Jumlah warga Kota Yogyakarta yang pulang dari luar daerah juga cenderung berkurang sejak awal Mei.

Sejak awal April hingga Minggu (17/5) pukul 15.00 WIB, tercatat ada 1.452 pendatang yang masuk ke Kota Yogyakarta dan 1.166 warga Kota Yogyakarta yang pulang. 

Selain menerima kedatangan pendatang dan warga kota yang pulang dari daerah seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan sejumlah kota di Jawa Tengah, Kota Yogyakarta juga menerima kedatangan 49 warga yang pulang dari luar negeri.

Pendatang atau warga kota yang pulang ke Yogyakarta diminta mematuhi protokol pelaporan. Pelaporan kini bisa dilakukan secara mandiri melalui laman corona.jogjakota.go.id atau melalui pengurus RT/RW setempat.

"Sama seperti sebelumnya, pendatang dan warga Kota Yogyakarta yang kembali pulang diminta mematuhi protokol kesehatan yaitu melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dan memeriksakan kesehatan ke puskesmas," kata Octo.

Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan bahwa sebagaimana pendatang dari luar kota, pekerja migran yang pulang ke Yogyakarta juga harus menjalani isolasi mandiri selama 14 hari guna meminimalkan risiko penularan COVID-19.

Baca juga:
Yogyakarta siapkan tempat karantina bagi pendatang
Sultan HB X minta pendatang isolasi mandiri 14 hari


Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020