"Selain kota-kota kita membutuhkan banyak gedung, kita juga negeri kepulauan yang memiliki ribuan sungai dan sangat memerlukan jembatan sebagai penghubung," kata Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas Fasli Jalal, di Jakarta, Rabu.
Dengan kompetisi ini, ujar Fasli, diharapkan generasi muda semakin terlatih dalam pembangunan infrastruktur dan mampu bersaing menjadi yang terbaik dibanding bangsa lain dalam pembangunan fisik.
Ajang ini juga diharapkan mampu menunjang terciptanya jembatan ramah lingkungan namun tetap kokoh menahan beban dan tahan terhadap pengaruh alam lainnya, serta menumbuhkembangkan kreativitas dan inovasi mahasiswa dalam bidang pembangunan gedung.
KJI dan KGBI yang merupakan hasil kerjasama antara Dirjen Dikti Depdiknas dengan Politeknik Negeri Jakarta akan memperebutkan piala Mendiknas "Reka Titian Indonesia" untuk KJI dan "Reka Cipta Griya Indonesia" untuk KGBI.
Sementara itu, Direktur Politeknik Negeri Jakarta Johny Wahyuadi mengatakan, Seleksi calon peserta KJI dan KGBI didasarkan atas evaluasi terhadap proposal desain teknis atau hasil rancangan yang ditulis dalam proposal.
Pada tahap ke-2, lanjut dia, dilakukan presentasi untuk melihat konsep perancangan dan kelogisan model dan seleksi tahap terakhir adalah proses pelaksanaan pembangunan model jembatan dan bangunan gedung di lapangan.
Pada kompetisi para finalis ini, yang dinilai yakni waktu pelaksanaan, berat struktur, keindahan dan unjuk kerja serta kreativitas, ujarnya.
Para peserta terdiri atas empat mahasiswa dalam satu tim didampingi satu dosen pembimbing yang secara resmi ditunjuk institusi.
Dari 106 peserta yang mengajukan proposal tersaring delapan peserta sebagai finalis jembatan baja, delapan finalis jembatan kayu, delapan finalis bentang panjang dan sembilan finalis bangunan gedung.
Final KJI ke-5 dan KGBI ke-1 pada Sabtu (8/8) akan dibuka Mendiknas dan ditutup Dirjen Dikti pada Minggu (9/8).(*)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009
