Semarang (ANTARA News) - Ki Joko Hadiwijoyo (Joko Edan) mengatakan, Pemerintah Kota Semarang dalam melaksanakan programnya dinilai tidak konsisten, satu sisi untuk masyarakat dicanangkan program Semarang Bergandeng Tangan, sementara pejabatnya saling berseteru.

"Konflik yang terjadi akhir-akhir ini seperti Wali Kota Semarang, Sukawi Semarang melengserkan Sekretaris Daerah (Sekda) Soemarmo HS yang dinilai mengandung kemelut menurut saya tidak sesuai dengan program Semarang Bergandeng Tangan," kata Ketua Padalangan 99 di Semarang, Rabu.

Menurut dia, seharusnya para pemimpin Kota Semarang bisa mawas diri dalam menjalankan roda kepemimpinannya, jangan sampai ada yang terlarut dalam emosi sesaat.

"Pemimpin Semarang seharusnya `njawani`, punya etika dan budaya setiap mengeluarkan keputusannya," katanya.

Budayawan sekaligus Ketua Forum Komunikasi Ulama Semarang (Fokus) ini mengatakan, perseteruan antara Wali Kota Semarang, Sukawi Sutarip dan Sekda Seoemarmo, dampaknya bisa berbuntut pada kestabilan pemerintahan. Untuk itu, ia mengharap agar pucuk pimpinan mawas diri dengan peraturan yang telah digariskan.

"Pemerintahan harus dijalankan dengan rasa tanggung jawab serta mengedepankan prinsip komitmen kepada rakyat, pikiran sehat, dan memerangi kemiskinan," katanya.

Ia menambahkan, pemimpin harus menggunakan intelektualnya untuk mengangkat kesejahteraan rakyat dan memegang teguh peraturan yang telah ditentukan. Diharapkan dua kubu yang tengah berseteru tersebut segera menyelesaikan masalah ini, dan keduanya agar bisa rukun.

"Kalau memang perseturuan ini ada kaitannya dengan pemilihan Wali Kota Semarang 2010, supaya jangan ada pengebirian terhadap lawan," katanya.

Menurut dia, citra Semarang sebagai kota metropolitan yang religius berbasis perdagangan dan jasa harus disusupi dengan unsur budaya. Menurutnya jika budaya ditinggalkan, kekisruhan seperti ini akan terus muncul.

"Jika citra dan jiwa ini tumbuh pada masyarakat Kota Semarang, maka tidak akan ada yang korupsi maupun pelanggaran hukum," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009