Jakarta (ANTARA News) - Dua teroris yang digerebek dan tertembak mati, Sabtu dini hari, oleh Densus 88 Antiteror Polri sudah tinggal sejak sebulan lalu di sebuah rumah di Puri Nusaphala, Jatiasih Bekasi, Jawa Barat.

"Sekitar sebulan lalu mereka tinggal di sini," kata Iwan, seorang warga komplek perumahan ini ketika dihubungi, Sabtu pagi.

Iwan tinggal di Blok P11 Puri Nusaphala, sedangkan lokasi rumah yang dijadikan persembunyian teroris berada di Blok D12.

Menurut Iwan, teroris menyewa rumah itu untuk waktu tiga bulan dan baru menempati sebulan lalu, tetapi Iwan tidak mengetahui siapa pemilik rumah ini.

Warga komplek perumahan terkejut ada kelompok teroris yang menyewa salah satu rumah di dekat tempat tinggal mereka.

Iwan memberi kesaksian, dalam penggerebekan ini, kelompok teroris melakukan perlawanan saat digrebek Densus 88. Menurut dia pula, dua teroris tewas dan jenazahnya dikirim ke RU Kramajati Jakarta Timur.

Selain menewaskan dua teroris, dalam penggerebekkan ini juga ditemukan bom yang siap diledakkan oleh teroris yang melakukan perlawanan. Satu bom sudah diledakan. "Bom lainnya diangkat untuk dijinakkan," katanya.

Selain itu, polisi juga mengamankan bom yang telah disiapkan dalam sebuah mobil Daihatsu Xenia di Jalan Kranggan, Bekasi.

Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri, yang berada di lokasi penggrebekan mengatakan bom dalam mobil tersebut disiapkan untuk aksi teror berikutnya.

"Ada satu mobil yang disiapkan (berisi bom) yang disiapkan untuk dua minggu ke depan. Sudah ada sasaran khusus," kata Kapolri.

Masuk rumah

Sementara itu, Tim Densus 88, Sabtu pukul 06:00 WIB mulai memasuki rumah Muhzuhri yang diduga dihuni anggota teroris di Dukuh Beji Desa Kedu Kecamatan Kedu Kabupaten Temanggung, Jateng.

Tim Densus 88 masuk dari pintu depan rumah tersebut dengan mendobrak pintu dengan menggunakan alat pendobrak.

Sebelum mendobrak pintu rumah tersebut, terdengar dua kali suara tembakan pada pukul 05:00 WIB kemudian terdengar suara ledakan keras sekitar pukul 05:30 WIB dari dalm rumah itu.

Aparat mengepung rumah tersebut sejak Jumat (7/8) pukul 17:00 WIB namun hingga Sabtu pagi belum diketahui secara jelas siapa dan berapa jumlah orang yang berada di dalam rumah tersebut.

Personel Densus 88 sangat hati-hati selama melakukan penggerebekan rumah yang diduga disewa dan dihuni anggota jaringan teroris.

Sampai kini belum diketahui jumlah penghuni di rumah Muhzuhri dan barang-barang yang ditemukan karena masyarakat dan wartawan dari media cetak dan elektronik tidak diizinkan mendekat ke rumah tersebut.

Mereka hanya bisa melihat dari jarak 250 meter, mengingat petugas menutup pintu jalan ke lokasi.

Sejak pukul 23:00 WIB Jumat hingga Sabtu dini hari tidak ada aktivitas aparat kepolisian. Mereka terlihat mengawasi rumah tersebut dari atas bukit dan di depan rumah itu.

Sesekali lampu berkekuatan besar menyorot rumah tersebut untuk mengawasi pergerakan yang ada di dalam rumah.

Rumah Muhzuhri disorot lampu mobil semalam penuh, kemudian sesekali lampu yang lain diarahkan ke semak-semak yang ada di sekitar rumah. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009