Baghdad (ANTARA News/Xinhua-OANA/Reuters) - Jumlah korban jiwa dalam pemboman mobil di kota Mosul, Irak utara, naik jadi 305, kata satu sumber di gunernuran provinsi tersebut, Jumat.

Menurut data paling akhir mengenai jumlah korban jiwa, bom mobil itu, yang meledak di dekat satu tempat ibadah kaum Syiah di desa Ash-Shelikan, sebelah barat-laut Mosul, Jumat pagi, menewaskan 38 orang dan melukai 267 orang lagi.

Ledakan tersebut terjadi ketika banyak pengikut Syiah sedang beribadah di Masjid Syiah itu, setelah shalat Jumat.

Sumber tersebut sebelumnya menyebutkan jumlah korban jiwa sebanyak 23 dan 30 orang lagi cedera. Mosul adalah ibukota provinsi Irak utara, Nineveh.

Serangan Jumat itu, yang ditujukan kepada pengikut Syiah, tampaknya bukan kebetulan.

Pada Jumat pagi, ledakan bom pinggir jalan di Baghdad menewaskan empat orang dan melukai 18 pemeluk Syiah, yang baru saja menyelesaikan kegiatan agama di kota suci Syiah, Karbala.

Puluhan ribu pemeluk Syiah di seluruh negeri itu berkumpul di kota suci Karbala dalam beberapa hari belakangan untuk memperingati kedatangan Nisyfu Sya`ban --pertengahan bulan Sya`ban-- yang diperhitungkan jatuh pada Jumat.

Sya`ban adalah bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah dan bulan sebelum bulan suci Ramadhan.

Serangan sporadis di Baghdad dan berbagai kota besar dan kecil lain di Irak setelah pasukan tempur AS ditarik, kendati angka kerusuhan lebih rendah dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya.

Satu pekan sebelumnya, serangkaian ledakan di luar beberapa tempat ibadah Syiah di Baghdad menewaskan 31 orang. Gerilyawan Sunni seperti Al-Qaida, yang memandang orang Syiah sebagai pengikut bid`ah, seringkali dituding sebagai pelaku serangan.

"Saya berada di rumah ketika ledakan itu terjadi. Saya bergegas ke masjid untuk mencari ayah saya di bawah puing ... Saya menemukan ayah menderita luka serius, dan membawa dia ke rumah sakit, tapi ia wafat," kata Khalil Qasim (19), sambil menangis.

Pemerintah Mosul mendesak penduduk agar menyumbang darah dan memohon bantuan kendaraan bangunan guna mengangkut puing yang memerangkap korban serangan tersebut, yang berlangsung di Shreikhan, desa Turkmen yang mayoritas warganya adalah pengikut Syiah, tepat di sebelah utara kota Mosul.

Pemboman dan penembakan dilaporkan terjadi hampir setiap hari di Mosul.

Aksi perlawanan di Irak telah mereda dalam 18 bulan belakangan, tapi gerilyawan bersembunyi di daerah pegunungan di sekitar Mosul, 390 kilometer di sebelah utara Baghdad, dan memanfaat perpecahan antara suku Kurdi dan orang Arab yang bertikai di Mosul.

Pertikaian di provinsi Nineveh, Irak utara, yang beribukotakan Mosul, mengancam dapat memecah provinsi itu dan mengobarkan ketegangan yang dapat mengancam kestabilan jangka panjang di Irak.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009