Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah memprioritaskan program penghematan listrik pada tahun 2010 melalui penurunan susut daya (losses) PT PLN (Persero) menjadi 9,8 persen dari 9,95 persen tahun lalu.

"Penurunan tersebut bisa menghemat sekitar Rp100-200 miliar," kata Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Departemen ESDM J Purwono di Jakarta, Senin.

Menurut dia, target susut tersebut sudah dimasukkan sebagai salah satu indikator penilaian kinerja direksi PLN.

"Kalau mampu memenuhi target, berarti kinerja mereka bagus, sebaliknya adalah buruk," ujarnya.

Selain susut, menurut Purwono, PLN juga melanjutkan program pengalihan bahan bakar pembangkit dari sebelumnya memakai solar menjadi minyak bakar dan gas.

Menurut dia, program-program penghematan tersebut akan menekan pengeluaran subsidi listrik.

Sesuai RAPBN 2010 yang diajukan pemerintah ke DPR, alokasi subsidi listrik mencapai sebesar Rp40,433 triliun.

Asumsi subsidi tersebut lebih rendah dibandingkan RAPBN Perubahan 2009 yang ditetapkan sebesar Rp48,16 triliun.

Alokasi subsidi tersebut juga telah memperhitungkan tidak adanya kenaikan tarif dasar listrik pada tahun 2010.

Pemerintah juga menjamin tidak adanya perluasan tarif nonsubsidi yang kini diberlakukan bagi pelanggan golongan rumah tangga dengan daya 6.600 VA ke atas.

PLN telah memberlakukan tarif nonsubsidi bagi pelanggan 6.600 VA ke atas sejak 2008 sebagai upaya menekan anggaran subsidi.

Dengan tarif nonsubsidi, maka pelanggan 6.600 VA ke atas akan dikenakan tarif dasar listrik yang lebih tinggi dibandingkan golongan rumah tangga lainnya. (*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009