Surabaya (ANTARA News) - Asosiasi Pengusaha Jasa Internet Indonesia (APJII) Jawa Timur, optimistis keberadaan pusat data di provinsi ini menghemat beban biaya "internet service provider" (ISP) karena selama ini pusat penyimpanan data terpusat di Jakarta.

"Perusahaan-perusahaan di provinsi ini tidak perlu jauh-jauh menyimpankan data pentingnya ke perusahaan penyedia layanan serupa di Jakarta. Ke depan, beban biaya ISP mereka bisa lebih efisien," kata Ketua APJII Jatim, M. Noor Al`Azam, di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, selama ini sekitar 99 persen penyimpanan data perusahaan di provinsi ini berada di Jakarta. Akibatnya, terjadi biaya tinggi saat dilakukan pengambilan data oleh ISP yang ada di Surabaya.

Ia mengatakan, biaya tinggi tersebut tentu saja berimbas pada konsumen yang memanfaatkan jasa ISP. "Apabila, penyimpanan data mereka ada di Surabaya, efisiensi biaya bisa berkisar antara Rp4 juta dan Rp6 juta per `Megabyte` (Mb)," katanya.

Sementara itu, pada hari ini perusahaan penyedia layanan penyimpanan data di Surabaya, PT Omadata Indonesia, meresmikan pusat datanya di Kota Pahlawan tersebut.

"Investasi pembangunan pusat data di kota ini Rp3 miliar," kata Direktur Operasional PT Omadata Indonesia, Bimelina Oetomo.

Dengan dibangunnya pusat data itu, ia optimistis dapat menggandeng semua perusahaan di Surabaya dan sekitarnya.

Bidikan utamanya, perusahaan "public services" yang melayani pelanggan selama 24 jam dan perusahaan yang membutuhkan penyimpanan data untuk operasional usahanya sendiri, seperti perbankan, ISP, dan rumah sakit.

"Di sisi lain, walaupun pusat data ini baru dibangun, kami bisa menggaet sekitar 20 perusahaan," katanya.

Selain itu, pihaknya tak akan membatasi kapasitas data yang masuk dari tiap perusahaan. Hal ini tidak lepas dari keterisian data center di "Omadata Surabaya Data Center" (OSDC) yang masih sedikit atau sekitar 15 persen.

"Akan tetapi, kami yakin kapasitas terpakainya sampai akhir tahun ini bisa terisi 50 persen," katanya.

Mengenai pemilihan Surabaya untuk pusat data, ia mengemukakan, di kota ini belum banyak bisnis yang sama.

Setelah di Surabaya, pihaknya akan mengembangkan bisnis serupa di Bali. "Estimasinya, operasional pusat data di Bali pada setengah tahun lagi," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009