Jakarta (ANTARA News) - Pencetakan para wiraswastawan baru di kalangan generasi muda menjadi kata kunci bagi pengembangan potensi ekonomi kreatif di Indonesia, dan Pemerintah terus mendorong munculnya para wiraswastawan muda, kata Deputi IV Menko Perekonomian, Edy Putra Irawadi.

"Pemerintah terus mendorong munculnya para `entrepreneur` di kalangan generasi muda agar Indonesia dapat berkompetisi untuk industri berbasis ekonomi kreatif di tingkat dunia," kata Edy Putra Irawadi dalam seminar sehari di Universitas Pelita Harapan (UPH) di Lippo Karawaci, Banten, Kamis.

Seminar bertopik "Global Crisis dan Creative Economy" tersebut menghadirkan pula Penasehat Presiden Bidang Lingkungan Hidup, Prof.Dr.Emil Salim dengan moderator mantan Gubernur Bank Indonesia (BI), Prof.Dr.Adrianus Mooy, serta dihadiri pula oleh Rektor UPH, Jonathan L Parapak serta Dekan Sekolah Bisnis UPH, Prof.Dr.Roy Sembel.

Pada kesempatan itu, Edy Putra Irawadi mengatakan, strategi Pemerintah dalam mencetak wiraswastawan adalah melalui program pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

"Melalui program ini, para pemuda kita ajar cara bekerja, lalu bagaimana usahanya bisa berlanjut, kemudian memberikan sentuhan teknologi pada hasil produknya, serta terakhir mengembangkan inovasi-inovasi baru atas hasil produknya," kata Edy.

"Ke depan adalah tahun-tahun perebutan pasar dan perebutan modal. Karena itu, untuk bisa menjadi terkuat di industri berbasis ekonomi kreatif, kita akan sangat tergantung pada kemampuan generasi muda," kata dia.

Hal tersebut dibenarkan oleh Adrianus Mooy yang menjelaskan bahwa ekonomi kreatif -- antara lain, meliputi bidang "fashion", Informasi dan Teknologi (IT), Periklanan, Animasi, program perangkat lunak komputer -- sangat tergantung pada kreatifitas.

"Dan kreatifitas seperti ini sangat tergantung pada generasi muda dan teknologi," kata Adrianus Mooy.

Hal senada juga dikatakan Dekan Sekolah Bisnis UPH, Prof.Roy Sembel, yang menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada paruh pertama 2009 masih positif di atas 4,0 persen.

"Kendati begitu, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan kedua 2009 sebesar 4,0 persen adalah lebih rendah dibanding triwulan pertama sebesar 4,4 persen, dan keduanya hanya sekitar 2/3 dari pertumbuhan ekonomi 2008 yang sebesar 6 persen. Karena itu potensi yang bisa menyelamatkan Indonesia dari krisis adalah pengembangan ekonomi kreatif dan `green economy`," kata Roy Sembel.

Sementara itu, pakar ekonomi lingkungan Prof.Emil Salim menyatakan, paradigma lama ekonomi pembangunan yang semata-mata mengutamakan besarnya pendapatan negara serta eksploitasi alam secara besar-besaran sudah harus diubah menjadi apa yang disebut dengan "green economy".

"Paradigma lama seperti itu sudah keliru. Paradigma pembangunan yang baru adalah pembangunan berkelanjutan. Tujuan pembangunan bukan lagi semata-mata materi, tetapi juga bagaimana melestarikan lingkungan hidup," kata Emil Salim.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009